SURABAYA – METROPAGINEWS.COM || Dalam rangka menyambut peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024, beberapa anggota Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), berkunjung di kediaman Darmantoko wartawan senior eks Harian Sore Surabaya Post, di jalan Tembok Lor Gang 4 No. 1/51 C Surabaya, pada Kamis (08/02/2024).
Kunjungan tersebut merupakan bentuk rasa hormat terhadap para pelaku sejarah “Jas Merah” artinya jangan pernah melupakan sejarah. Ungkapan itu disampaikan Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur Ade.S Maulana yang diwakili Ainul Mukorobin salah satu pengurus KJJT wilayah Surabaya.
“Mengingat awal urun rembuk terbentuknya KJJT, Darmantoko juga salah satu penggagas ide pendidikan jurnalistik,” ucap Ainul.

Ainul yang merupakan wartawan obor rakyat ini menyampaikan pesan ketua umumnya, ditempat ini lah, para pendiri KJJT menggodok ide-ide satu sama lain pencerahan kepada pak Darmantoko karena dirasa para pendiri itu beliau juga mantan direktur pendidikan Surabaya Post di era tahun 80-an.
Ditambahkan Ainul, saat itu masih belum ada legalitas organisasi KJJT, pihaknya mengatakan, pelopor KJJT saat itu wartawan yang sudah tutup usia bernama Uzair Zam Zami eks wartawan group Jawa post. Lantas dirinya tergugah untuk meneruskan ide program.
Sementara Darmantoko menyampaikan kedatangan Ketua Umum KJJT beserta anggota ini merupakan hal yang luar biasa, menurutnya KJJT masih ingat dan masih tetap menjaga erat tali silaturahmi.
“Terimakasih banyak atas perhatian dan kunjungannya, ini luar biasa menurut saya, karena ingat sejarah. Dan komunitas tidak semua ingat dengan para pendahulunya,” ujarnya (08/02/2024).
Ia juga mengajak untuk tetap kompak, karena KJJT dikatakannya mampu mengakomodir semua kepentingan organisasi nya. Dan berpesan untuk bukan sekedar tulisan yang hanya berbau kasus.
“Mari bersama-sama tingkatkan keprofesionalan, jaga marwah wartawan. saya rasa KJJT tingkatkan kesadaran anggotannya untuk liputan dibidang mencerdaskan anak bangsa, yakni berita pendidikan,” ungkap sembari menambahkan statment ini merupakan Evaluasi.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Lanjut Darmantoko yang saat ini menggeluti bisnis bebatuan akik, permata, serta liontin itu. Menurutnya Wartawan adalah orang intelektual.
“Bagaimana tidak intelektual, yang ditulis khususnya pejabat yang notabennya orang intelektual. Jadi harus kita imbangi, contoh mampu mengedukasi dirinya sendiri secara berkelanjutan, agar dirinya menjadi cerdas dan berintelektual. Wartawan harus bisa mencerdaskan masyarakat, dalam hal ini wartawannya harus cerdas terlebih dahulu,” beber Darmantoko.
Karya jurnalistik adalah produk intelektual. Mengapa? Selain menyajikan dua alat bukti yaitu fakta-fakta empiris dan pembenar dari saksi serta klarifikasi dari ahlinya, pakar sehingga dengan begitu berita atau news mengedepankan kebenaran yang sebenarnya dan dengan demikian news atau berita merupakan produk intelektual, kesimpulan diskusi KJJT.
Sambung katanya, Wartawan harus mampu memberikan Informasi yang edukatif, informasi menghibur, dan informasi yang berisi penjelasan, selain itu wartawan juga harus memiliki naluri.
Diskusi tersebut semakin seru, Supriadi mantan wartawan memorandum yang saat itu ikut dalam ajang silaturahmi, mengatakan hal kunjungan ini merupakan hal yang positif, menurutnya selain silaturahmi pihaknya juga berkeinginan menambah ilmu jurnalistik.
