KLATEN – METROPAGINEWS.COM || Dalam rangka tasyakuran Bersih Dusun di Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, masyarakat dari Dukuh Gawerejo, Dukuh Kwarangan, dan Dukuh Tambakharjo menggelar pagelaran ringgitan wayang kulit bersama dalang Ki Tantut Sutanto, serta menghadirkan pelawak Apri dan Mimin, pada Jum’at malam (05/09/2025).
Acara yang digelar di halaman desa tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhianto, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Didik Haryadi, perwakilan Disporapar, Camat Tulung Hendri Pamukas, unsur TNI-POLRI, Kepala Desa Mundu Budiyanto, serta kepala desa dari wilayah sekitar.
Ratusan warga Desa Mundu dan sekitarnya tumpah ruah menikmati kemeriahan acara. Kehadiran UMKM lokal yang menjajakan produk makanan dan kerajinan turut menambah semarak sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kepala Desa Mundu, Budiyanto, mengapresiasi gotong royong warga dalam melestarikan tradisi Bersih Dusun.
“Dengan adanya warga yang masih mau nguri-uri budaya ini, kami berharap tradisi bisa terus berkembang (ngeremboko) dan tidak punah,” ucapnya.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Camat Tulung, Hendri Pamukas, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan.
“Semoga dengan bersih dusun, masyarakat memperoleh berkah berupa kebersihan dukuhnya, badannya, sekaligus hatinya,” ujarnya.
Suasana kian meriah ketika Didik Haryadi naik ke panggung dan berbaur bersama para seniman, menunjukkan sisi kedekatannya dengan masyarakat melalui humor dan interaksi langsung.
Dalam keterangannya kepada media, Didik Haryadi menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“Sebagai legislator yang mewakili masyarakat di sini, saya melihat Bersih Dusun sebagai wujud kecintaan kita terhadap budaya Jawa, khususnya wayang kulit. Jika budaya dilestarikan, maka generasi mendatang akan terus memiliki identitas dan melahirkan produk budaya baru,” tegasnya.
Tradisi Bersih Dusun Desa Mundu menjadi bukti nyata bahwa nilai gotong royong dan pelestarian budaya masih hidup dan tumbuh di tengah masyarakat.
(Pusoko)
Komentar Klik di Sini