Minggu, Desember 15, 2024

Dilema Generasi Sandwich

Must Read

Opini – metropaginews.com || Meski istilah ini terbilang awam di masyarakat, namun makna yang ada di dalamnya jauh dari sekadar roti sandwich yang pada umumnya berisi irisan daging, sayuran, keju dan berbagai macam saus serta masih diapit oleh roti keju di kedua sisinya.

Generasi sandwich adalah suatu istilah yang menggambarkan posisi finansial seseorang yang sedang terhimpit antara generasi bawah dan atas.

Generasi atas menggambarkan orang tua atau mertua, sementara generasi bawah bisa diartikan sebagai anak atau keturunan bahkan cucu. Seseorang yang berada di antara kedua posisi ini mau tidak mau harus bisa menghidupi kedua generasi tersebut. Terlepas dari kondisi diri sendiri, ditambah masih harus memikirkan solusi keuangan untuk kedua generasi lain.

Penelitian Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller. menyebut bahwa ada sekitar 47 persen orang dewasa dengan rentang usia 40-50 tahun yang terjebak dalam generasi ini. Mereka merasa terhimpit seperti roti lapis dalam memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anak mereka sendiri.

Mulai dari kebutuhan harian hingga tanggung jawab kesehatan dalam waktu bersamaan.
Terdapat cukup banyak dampak yang ditimbulkan dari kondisi ini, salah satunya adalah stres secara finansial.

Bisa juga merasa kelelahan, depresi dan penyakit psikologis lainnya, dalam penelitiannya sebanyak 2 dari 5 pria dan 40 persen wanita yang berada dalam lingkup generasi sandwich akan merasakan stres berat.

Beban finansial yang akan ditanggung seorang tersebut cenderung memberi dampak negatif atau efek generasi sandwich terutama pada sisi emosional.

Selain itu data statistik memperlihatkan beban finansial terkait tanggung jawab yang harus ditunaikan generasi ini selalu dan akan terus meningkat. Karena itulah kondisi emosional masyarakat yang termasuk generasi ini sangat penting diperhatikan.

Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh dua roti bagian atas dan bawahnya. Roti atas dianalogikan sebagai orang tua, roti bagian bawah diibaratkan anak, sedangkan daging isinya adalah diri kita sendiri.

Kondisi generasi sandwich ini bisa dialami siapa saja baik laki-laki atau perempuan. Biasanya seseorang yang berada di posisi ini memiliki usia 30 hingga 40 tahun. Namun, ada juga yang menyebutkan generasi sandwich memiliki rentang usia 30 – 50 tahun.

Kategori Generasi Sandwich Seorang Aging and Elder Care Expert bernama Carol Abaya membagi sandwich generation dalam tiga ketegori.

1. The traditional sandwich generation Ciri-ciri generasi sandwich yang masuk dalam kelompok ini yaitu orang dewasa dengan usia 40-15 tahun. Ciri lainnya yaitu mereka harus menanggung beban orang tua berusia lanjut dan anaknya sendiri yang juga masih memerlukan dukungan finansial.

2. The club sandwich generation Kelompok ini memiliki usia 30 sampai 60 tahun yang harus menanggung beban orang tua, anak, cucu (jika telah memiliki), dan atau nenek kakek (apabila masih hidup). termasuk dalam kelompok ini. Dampak Generasi Sandwich Beban yang harus ditanggung para sandwich generation tidaklah mudah. Beban tersebut ternyata memberikan dampak untuk orang yang menanggungnya.

Satupersen.net menjelaskan beberapa dampak generasi sandwich, berikut uraiannya: 1. Merasa lelah secara fisik dan mental Kehidupan seorang yang harus menanggung hidup tiga generasi tentu saja tidak mudah.

Hal tersebut ternyata membuat orang yang berada di posisi sandwich generation merasa lelah baik fisik atau mental. Mereka terkadang harus bekerja lebih keras dan lebih lama demi mendapatkan pemasukan tambahan.

Mereka juga tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri dan bersosialisasi dengan orang lain yang seumuran.
Selalu merasa bersalah walaupun sudah bekerja sangat keras, namun umumnya pemeran sandwich generation masih sering merasa bersalah.

Perasaan tersebut muncul saat mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dan membahagikan orang tua atau anaknya. Perasaan bersalah sebenarnya sangat manusiawi.

Namun jika dibiarkan terus menerus, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan mental. Seseorang yang selalu merasa bersalah akan mudah menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa menghargai hal yang dilakukannya.

Tak jarang, perasaan bersalah membuat seseorang mudah insecure. Contoh dari kekhawatiran yang sering muncul antara lain; khawatir tidak bisa membiayai hidup orang tua, khawatir tidak dapat membiayai pendidikan, dan khawatir dengan masa depannya.

Rasa khawatir yang terus menerus dirasakan ternyata bisa menyebabkan depresi. Perasaan ini bisa dikurangi dengan cara membagi beban kepada pihak lain atau dengan cara bercerita dengan teman atau kerabat.

Di satu sisi, membahagiakan orang tua di masa tua tentulah membanggakan. Namun, kita juga harus berpikir bahwa generasi sandwich memang lebih baik diputus. Kecuali orang tersebut memiliki banyak dana dan sumber daya untuk menghidupi banyak pihak.

Generasi usia produktif seharusnya bisa bergerak lebih bebas dan berkarya lebih optimal.
Bukan berarti kita harus menghentikan bantuan untuk orang tua maupun saudara. Cara tersebut sama sekali tidak bisa kita benarkan. Bagaimana pun juga, membantu orang tua dan saudara adalah kewajiban. Pemutusan rantai generasi yang bisa kita lakukan adalah perencanaan untuk masa depan.

Selagi muda, kita harus mengelola keuangan dengan baik. Jangan lupakan investasi dengan cara tepat yang dikhususkan untuk keamanan finansial di hari tua. Mumpung punya banyak tenaga, bekerjalah secara keras dan cerdas, karena bekerja secara cerdas kemungkinan menghindari kalian dari dilema generasi sandwich ini.

Penulis : Muhammad Yusuf, S,sos ., M.M
Dosen STIA Bagasasi Bandung

Facebook Comments

Latest News

DIJUAL Sebidang Tanah + Bangunan SHM Seluas 1081 M2, Jalan Sidorejo Wetan, Desa Yosomulyo, Kabupaten Banyuwangi Hubungi : Pak Agus 081247370099

BANYUWANGI - METROPAGINEWS.COM || DIJUAL Sebidang Tanah + Bangunan seluas 1081 M2 di Jalan Sidorejo Wetan Desa Yosomulyo Kabupaten...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463