Kamis, Januari 16, 2025

Gunung Wijil Harapkan Investor untuk Pendapatan Asli Desa

Must Read
KLATENMETROPAGI NEWS.COM || Obyek wisata Gunung Wijil menjadi salah satu harapan sumber Pendapatan Asli Desa ( PAD) tepatnya Desa Kupang Kecamatan Karang dowo Klaten provinsi Jawa Tengah. Gunung wijil

Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Desa Kupang Sutari kepada awak media,
Kamis (21/11/2024).

Desa merah atau dengan kata lain desa miskin, nama yang di sandang desa Kupang memiliki sebuah bukit kecil.

Bukit kecil yang dinamai Gunung Wijil,
Pernah menjadi viral dan ramai di kunjungi para wisatawan dari berbagai daerah sebelum masa pandemi covid.

Kepala Desa mengatakan Lebih dari seratus pengunjung tiap harinya datang, guna menikmati panorama alam yang masih asri dan juga sebagai ajang berfoto ria karna memang sengaja dibangun taman oleh pemerintah desa.

Desa Kupang sendiri termasuk desa miskin karna Sutari mengatakan “Deso iki coro corene jare wong jowo ora isoh nguripi dewe” ( desa ini tidak bisa menghidupi sendiri) jelasnya.

90% warganya hanyalah sebagai buruh lepas serta petani penggarap.
TNI, PNS ,POLRI, pensiunan hanya ada sekitar 79 orang.

Pesawahan yang terpampang luas, rata rata di miliki orang dari luar desa yang membelinya, karna sebagian warga banyak yang menjual aset sawahnya untuk membangun rumah dan pada akhirnya harus kehilangan tanah garapan sawah nya sendiri.

Warga asli setempat saat ini lebih banyak menjadi petani penggarap untuk mata pencaharian nya lanjut ucapan Sutari.

Kepala Desa mengatakan pula di kesempatan ini “Kas desa yang di miliki Kupang tidak seberapa hasilnya.” Ujarnya

Sebelum adanya obyek wisata tersebut,
kurang lebih kas yang di hasilkan hanya 30 juta per tahun” tambahnya.

Sutari mengatakan”Dulu setelah ada obyek wisata dan berjalan lancar, Pendapatan Kas Daerah (PAD)bisa mencapai kurang lebih 50 juta.
Saat ini hampir 2 tahun dengan adanya Joglo kesenian yang di bangun sekitar gunung wijil tersebut, pendapatan kas desa pun lumayan bisa bertambah pemasukannya meskipun sedikit,
karena joglo tersebut dapat di sewa bagi siapa saja untuk kegiatan acara acara tertentu” lanjutnya.

Joglo kesenian yang menghabiskan dana sekitar 400 juta dikatakan adalah hadiah dari kerabat Kepala desa yang menjabat sebagai salah satu Anggota Dewan Partai Gerindra.

Ada juga Masjid yang berada tidak jauh dari obyek wisata itu di terangkan oleh Sutari,adalah pemberian dari salah satu penyumbang yang berasal dari Qatar Arab sebagai bentuk sumbangan.

ia juga menyampaikan bahwa obyek wisata gunung wijil ini mempunyai dua unsur dan mempunyai daya tarik tersendiri antara lain wisata alam dan wisata religi.
Pengunjungnya tidak pernah surut baik siang dan di waktu malam malam tertentu.

Saat ini didapati pada kenyataannya, meski pandemi covid sudah berlalu gunung wijil seakan telihat mati bahkan terlihat terbengkalai dengan di tumbuhi rumput liar yang tinggi dan bekas warung warung lapak yang rusak.

wartawan metropaginews.com mendatangi Kantor desa tersebut guna untuk bersilahturahmi.

Kedatangan media, untuk mengetahui lebih jauh lagi terkait keadaan yang terjadi sekarang.

Kepala desa Sutari dengan sangat senang menyambut kedatangan awak media, ia menyampaikan panjang lebar tentang desanya.
“Kas desa kami memang salah satunya adalah bersumber dari adanya bukit Gunung Wijil itu. Dengan potensi alamnya yang Gusti Allah berikan di desa ini
dan memang benar kenyataannya, setelah melalui beberapa tahapan, lalu pihak pemerintah melalui dinas pariwisata menanggapi terkait potensi keberadaan bukit gunung wijil ini,untuk di jadikan obyek wisata desa Kupang, guna menambah Pendapatan Asli Desa ( PAD )” ungkapnya.

Kenapa bisa di katakan sebagai obyek wisata reliji Sutari selaku Kepala desa menerangkan bahwa bagian atas bukit itu adalah milik keraton Kasunanan Surakarta,disana
ada beberapa makam diantara nya yakni merupakan makam kerabat keraton Surakarta ” Asnonohargo Muyo Gunung Wijil”.
Di lokasi tersebut juga terdapat petilasan yang cukup terkenal yakni petilasan Syekh Joko.
Di jelaskan olehnya Syekh Joko merupakan murid Joko Tingkir sekaligus menjadi cikal-bakal adanya makam di tempat tersebut.

Dan makam tersebut sering di kunjungi untuk sekedar mendoakan,berjiarah atau ngalap berkah. Pengunjung pun kebanyakan dari luar daerah, bahkan dari luar kota.

Menyadari dengan adanya tanah yang masih kepunyaan pihak Keraton Kasunanan Surakarta,Sutari mengungkapkan tidak biasa merombak secara besar besaran,”kami hanya bisa membangun sisi sisi bawah nya saja untuk kami kembangkan dan kami buat sebagai taman agar gunung wijil ini tidak lagi terlihat seram dan angker seperti dulu.
Sebenarnya saat ini pun kami sedang mulai merambah lagi pelan pelan ke arah pariwisatanya dan pertaniannya. Rencananya gunung wijil ini akan kami buat seperti tanaman kebun buah dan sayur mayur.
Kami sudah melakukan kerja sama dengan polres Klaten terkait rencana penambahan tanah di sekitar bukit dan beberapa universitas seperti UNS,UNDIP,UGM guna membahas sektor pertanian dan perkebunan agar tanah kas desa bisa di kelola menjadi perkebunan buah dan sayuran sebagai obyek wisata”urainya.

Tanah yang berada di atas perbukitan hanya bisa ditumbuhi jenis tanaman keras seperti Jati,sengon dan jenis lainnya.
Maka dari itu kami akan mencoba untuk menambahkan tanah jika di perlukan sebagai sarana menanam jenis buah dan sayuran, penjelasan kepala desa kepada media.

Berfikir bagaimana caranya agar desa Kupang bisa bertahan untuk kelangsungan hidup keseharian warganya setelah pandemi, Sutari lebih memfokuskan pengembangan pembangunan padat karya untuk membatu warganya “karna urusan perut lebih penting dari pada lainnya” ucap kepala desa.

Lebih terpusat kan pada pembangunan jalan untuk memudahkan akses transportasi pertanian, pembangunan kanal air guna untuk penguraian air sungai yang sering meluap jika hujan dan menjadi penyebab banjir,
karna ternyata Kupang sendiri adalah desa yang sering di landa banjir jika musim penghujan tiba dan ketinggian air bisa mencapai setengah meter.

Diketahui desa tersebut di apit oleh dua sungai besar yaitu Kaligawe dan Bloro.

Untuk mengatasi banjir yang lebih parah maka cara yang di lakukan Kepala Desa yaitu dengan sistim penguraian dan membangun tembok penghalang tinggi di pinggiran sungai agar bisa meminimalisir banjir ucap Sutari kepada media.

Selagi menunggu objek wisata bisa hidup kembali seperti dulu,juga guna sebagai Pendapatan Asli Desa ( PAD) dan membantu masyarakat sekitar sebagai sumber pendapatan, melalui UMKM Sutari menghimbau bagi para pengusaha konveksi yang sudah berkembang di Kupang untuk lebih merangkul warga setempat agar di berikan pekerjaan yang dapat di kerjakan di rumah dengan cara bekerja sama dengan Warga asli setempat dan bukan orang dari luar.
Cara itupun sampai saat ini masih terus berjalan.

Harapan besar kepala desa Kupang Sutari saat ini adalah adanya Investor yang mau mengembangkan dan bekerjasama guna menghidupkan kembali pariwisata Gunung wijil agar kembali seperti sebelum masa pandemi covid.

Adapun tambahan obyek wisata yang di harapkan Kepala Desa yakni adanya perkebunan buah dan sayuran serta impiannya untuk membuat nama gunung wijil layaknya seperti contohnya tulisan HOLYWOOD agar bisa di lihat dari kejauhan karna letaknya yang berada di atas bukit serta di kelilingi luasnya hamparan pesawahan dan agar terlihat jelas dari jalan raya tulisan “GUNUNG WIJIL “bagi kendaraan yang melintas dan bisa menjadi daya tarik siapa saja yang melihatnya.

Desi

Facebook Comments

Latest News

Reses Anggota DPRD Bangka Tengah dari Partai Gerindra

BANGKA TENGAH - METROPAGINEWS.COM || Dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat di Bangka Tengah khususnya Dapil 2 yaitu di Kecamatan...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463