CERPEN – METROPAGINEWS.COM ||
Selamat membaca hi kamuuu!!!
Sekilas tentang Puan, dan Sang Tuan yang hampir mencapai penghujung 13 tahun pencapaiannya, mungkin ini hal konyol bagi orang yang tahu. Kami telah lama usai, namun memories itu datang lagi ketika Adele, [when we were young] kembali memenuhi isi kepala ini.
Ini beberapa deskripsi tentang Tuan itu, tetapi maaf untuk beberapa deskripsi yang tak sesuai, itu karena Puan cepat mengambil kesimpulan dan lagipula sang Puan belum terlalu mengenalnya lebih dalam. mungkin karena tuan terlalu menutup diri pada sang Puan, ahh tidak seperi yang kalian pikirkan sang Tuan tidak setertutup itu. Masih ada celah bagi sang Puan untuk mengenalnya hahaha.
Puan selalu mengenal Tuan di setiap jarak yang mereka pijak,itu mudah bagi si Puan, karena Tuan memiliki bahu yang kekar, hanya itu untuk sementara. Dari pada berlama lama mengenal sang Tuan, mari kita lanjut ke intinya saja. Toh kalian akan mengenalnya juga jika membaca ini dari sisi sang Puan.
Puan mengenal Tuan pada bulan Maret tahun kemarin, pasalnya sang Tuan baru saja menampilkan kelebihannya dengan merdu. Puan langsung kagum dan langsung bertanya pada siapa saja di sekitarnya, “siapa dia? Dia kelas berapa kak?” Ujar sang Puan yang tak bisa menutupi rasa ingin tahunya. Beberapa minggu setelahnya, sang Tuan Kembali tampil dengan memimpin program news stage yang di selenggarakan sekolah, yaaa itu juga salah satu kelebihannya. Sekali lagi puan tak bisa menghindari rasa kagumnya pada Tuan itu, yang mungkin telah berubah menjadi rasa yang tak biasa bagi Sang Puan, mungkin saja Puan ini jarang merasakan hal yang demikian aneh, sebabnya dia belum mengambil arti dari ini.
Sampai suatu waktu Puan dan Tuan dikabarkan mendapat tugas koor yang bersamaan, tentu sang Puan senang karena dapat memuaskan hobi barunya kali ini, yaitu menatap paras Tuan yang dikaguminya. Tentu saja hal itu di lakukan Puan dengan hati hati, agar Tuan tidak menyadari objek apa yang sedang melihatnya . Sialnya tetap saja kadang kala Sang Tuan dengan cepat menagkap arah mata Puan, dan objek pandangnya selalu membalas tatapan Sang Puan dengan senyum terbaik yang Dia punya.
3 bulan waktu untuk latihan bersama antara Puan dan Tuan, namun hanya menyisahkan satu komunikasi yang terjalin antara mereka berdua. Sepertinya Sang Puan tak bisa memanfaatkan waktu karena dihalangi pamor yang sangat tinggi.
Tidak sampai disitu, beruntungnya Sang Pencipta masih berpihak pada kedua insan ini di penghujung latihan selama 3 bulan.
Tentu saja ada dari kalian yang tahu soal ini, bahwa Tuan mengantar Sang Puan untuk pulang sambil berbincang. Maaf tetapi penulis yang cantik ini tak ingin membeberkan apa yang mereka perbincangkan hhahahaha^><^.
********
Seiring waktu berjalan, perasaan Puan ini kepada Sang Tuan telah menjadi rahasia umum, namun dari kedua pihak terpaku pada pamor seorang diri.
Puan : Tak mungkin aku yang lebih dulu,tentu saja kau, Tuan
Di sebrang Sang Tuan juga berpikir……
Tuan : Mustahil Dia menaruh rasa kepada Saya, namun Saya ingin hal itu.
Saya juga, Puan .
Tak hanya sampai di keterbatasan yang mereka punya, sepertinya Bunda Maria juga ikut ambil bagian dalam kisah Tuan dan Puan, sangat menarik. Pasalnya saat 31 mei tahun kemarin, tepatnya saat perjalanan pulang setelah penutupan bulan Maria, Tuan menyusul Sang Puan untuk pulang bersama, dan ajakan itu diterima Sang Puan, lalu keduanya pun berjalan beriringan. Saat tiba didepan pintu penunggu sang empunya pulang, dan ujung cerita mereka malam itu, Sang Tuan berpamitan dan berjanji mungkin lusa atau minggu berikutnya Dia akan berbicara pada Sang Puan.
Hal ini seperti sudah di duga, bahwa lusa setelah kejadian malam itu (2 juni ) Sang Tuan mengutarakan hatinya pada pagi hari itu “apakah kau mau menjadi pacar saya ??” Dengan tatapan ke tanah, sepertinya dia masih tak berani dengan niatnya untuk itu.
Sama halnya dengan Sang Puan yang masih ragu “mungkin saja ini permainan” ujar Sang Puan dalam hati, namun Ia menjawab pada Sang Tuan “belum bisa saya jawab sekarang kaka, mungkin siang nanti”. Sang Tuan pun mengangguk lalu membalas “saya akan tunggu nanti siang”.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Setelah berdebat lama antar rasa dan logika yang mucul bersamaan pada diri seorang Puan, siang itu Puan pun mengiakan hal yang diutarakan Sang Tuan dengan mengorbankan logika yang belum berbalas.
(tentu saja ada hal yang aneh dari kejadian ini, apakah kalian menyadarinya? Ahh mungkin ini hanya perasaan diri ini saja. Pasalnya, mungkinkah iya secepat itu)
****************
Puan dan Tuan pun telah menjadi sepasang kekasih, namun dengan menyandang status backscreet. Tentu saja susah bagi mereka berdua, dan seperti yang di duga, percuma saja mereka berbuat demikian, toh lambat laun akan banyak yang tahu, apalagi melihat kondisi sekolah mereka yang susah untuk menyimpan rahasia.
Status yang mereka sandang itu pun membuat muncul beberapa kebiasan baru dari Sang Tuan terhadap Puannya, demikian muncul pertanyaan pada diri seorang puan apakah memang ini sesuatu dari Sang Tuan yang hanya ditunjukan kepadanya?? Seperti mengantar Puannya pulang setelah usai bericara dengan Dia Pencipta, di rumahNya, hingga sampai di gerbang pemisah tempat mereka, sebelum waktunya berpisah dan bertemu kembali di pagi berikutnya. Hal itu terus berulang sampai tiba di waktunya mereka harus berpisah untuk beberapa minggu kedepan, halnya tentu berat bagi sepasang kekasih ini apalagi dengan keterbatasan yang dihadapi keduanya.
Tak ada yang tahu apa yang terjadi antara keduanya setelah itu, namun mereka menghilang dengan arah yang tak tahu pastinya, beberapa tentang mereka dipublic dan siapa sangka, pertemuan mereka kemarin sebelum berpisah adalah pertemuan terakhir sebagai sepasang kekasih. 17 juli tahun kemarin tepatnya, mereka usai. Tak ada alasan pasti, namun mungkinkah Sang Puan di sebrang sedang dalam keadaan yang tak baik, lalu ia langsung mengambil keputusan? Begitupun Sang Tuan disebrang juga tidak bertanya apa alasan dari Puan dengan halnya di utarakannya? Tidak, ini hanya dugaan penulis.
***
Sebelum Sang Puan berulang tahun, Ia menulis sebuah surat dengan isi yang mungkin agak membingungkan bagi Sang Tuan, demikian sepucuk surat itu dibalas oleh diri seorang Tuan. Keduanya berisi tentang ungkapan bahwa mereka memang sudah usai tapi ada hal yang belum bisa kedua insan selesaikan. Setelahnya tak ada lagi komunikasi yang terjalin antara keduanya, dan Puan pun segera sadar dengan posisinya itu dan langsung pergi meninggalkan Tuan, karena ada sebuah alasan yang akan segera di pastikan olehSang Tuan sendiri, semoga saja Dia benar.
kini dengan rasa yang telah berbeda Puan berbicara dan memohon kepada Dia Sang Pencipta agar mengiakan keinginan dari seorang Tuan yang pernah menjadi miliknya.
“Saya ingin menjadi imam untuk semua orang, bukan hanya untuk seorang yang belum saya tahu apakah betul Dia akan menjadi sesuatu bagi saya atau tidak.” Ujar Sang Tuan menutup akhir kisah ini.
Selamat menjalani masa penghujungMu TuanKu, I will always wait for u as someone u once knew.
Labuan Bajo, 10 Februari 2024 _ 13:03
Oleh : Octaveaney Michelle Ngera Sega
XI IPA, SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II
Labuan Bajo