KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Siang ini warga RW 03 Kuncen, Sidodadi, Delanggu, Klaten, berkumpul di aliran sungai kecil selatan desa, yang dibendung dari Lapangan Merdeka Delanggu untuk memeriahkan peringatan Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Gelaran “mancing hore” mengundang warga tanpa batasan usia, dari anak-anak hingga lansia, berebut ikan lele yang sedianya akan ditebar dalam dua session di sepanjang sungai (24/08/2025).
Suasana meriah dan hangat, menampilkan sebuah oase kebersamaan di tengah kepenatan aktivitas keseharian warga. Sehari sebelum lomba, panitia dan warga sendiri sudah bahu membahu membendung aliran sungai dari sisi belakang SMPN 1 Delanggu hingga mendekati SDN 1 Delanggu. Proses pembendungan ini memastikan tingkat air ideal dan membuat ikan lele bisa terkonsentrasi merata di area lomba. Pagi-pagi panitia memasang puluhan lapak dengan nomor undian, menandai posisi joran peserta yang akan digilir secara acak.
Hingga siang tiba, sekitar 80 peserta tua dan muda berbaris sesuai nomor undian masing-masing. Aturannya sederhana yang diterapkan, satu peserta bebas memilih satu joran dan satu mata kail. Tidak ada batasan umpan khusus, semua umpan mengalir mengikuti arus sungai. Yang terpenting adalah kebersamaan, dari hiruk pikuk tarikan ikan hingga tawa mengiringi setiap upaya mancing hore ini.
Ndomex, anggota komunitas Mancing Mania Kali Pleret, menjelaskan jumlah ikan lele yang ditebar hari ini mencapai sekitar satu kwintal. Awalnya panitia sudah mengantongi dana untuk 60 kilogram ikan, tetapi kemungkinan alam ada tambahan dari dukungan donatur dan iuran sukarela warga, stok yang akan ditebar diperkirakan menyentuh target hingga satu kwintal lele berbagai ukuran. Ikan tersebut akan diperebutkan dalam dua sesi lomba yang dijadwalkan berlangsung hingga sore.
Panitia memanfaatkan kas internal serta iuran sukarela peserta dan donatur lokal. Dana yang terkumpul kesemuanya untuk membeli bibit lele berkualitas, dan hadiah doorprize, memancing antusiasme warga, sekaligus menunjukkan kekompakan warga dan donatur dalam menyukseskan acara. Tanpa sumbangan dari berbagai pihak, gelaran mancing hore seperti ini sulit diwujudkan.
Marjoko, perwakilan Mancing Mania Pleret sekaligus relawan ojek online, hadir bersama beberapa rekannya. Ia menegaskan bahwa anggota komunitas yang rutin mengadakan gotong royong bersih sungai tidak boleh dikecualikan dari keseruan lomba. “Mereka sudah membantu membersihkan aliran sungai, maka saatnya kita rayakan bersama. Kebahagiaan memancing hari ini milik semua warga dan komunitas rekanan,” ujarnya.
Bagi Marjoko, lomba ini bukan tentang siapa paling banyak menangkap ikan, melainkan sebuah momen refreshing. Ia bahkan mengaku tidak punya target berat tangkapan. “Nanti ikan yang didapat kita masak bareng, kalau makan bersama pakai alas daun pisang seperti biasa. Proses masak dan makan bersama inilah yang justru bikin acara semakin akrab,” tambahnya.
Anak-anak turut diajak oleh orang tua mereka agar terlibat langsung dalam aktivitas memancing. Marjoko berharap regenerasi pecinta lingkungan tumbuh sejak dini. Dengan bermain dan memancing di sungai, anak-anak diajak mencintai ekosistem setempat dan kelak ikut serta membersihkan sungai. Kebiasaan dan tradisi ini diyakini dapat menjaga kelestarian sungai sebagai sumber kehidupan.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Suara riang tawa terdengar saat kail terangkat, percikan air memenuhi area lomba, dan warga saling memberi selamat. Beberapa peserta lansia bahagia bisa bertukar cerita pengalaman mancing dengan generasi muda. Ikatan sosial menguat, gap generasi memudar, dan rasa kebersamaan kian menyala.
Ipunk, pemandu wisata dari komunitas Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, yang ikut hadir menyaksikan acara bersama beberapa tamu undangannya, menilai mancing hore ini bisa menjadi magnet wisata desa yang unik jika dikelola dengan baik. “Kegiatan lokal seperti ini menarik perhatian pelancong yang mencari pengalaman berbeda,” ujarnya
Menurut Ipunk, apabila kerjasama antara pemerintah desa, panitia lokal, dan komunitas pemandu wisata diperkuat, memancing di sungai yang dibendung ini bisa menjadi paket wisata tematik. Wisatawan khususnya warga asing sangat tertarik pada aktivitas memancing tradisional di aliran sungai pedesaan seperti ini, berbaur dengan warga, sekaligus menyaksikan kearifan lokal dalam merayakan kemerdekaan.
Selain itu potensi wisata, UMKM kuliner sekitar sungai juga mendapat berkah. Pedagang gorengan, kopi, hingga jajanan tradisional ramai dikunjungi peserta dan penonton. Penjualan naik drastis pada hari lomba, membantu mendorong roda ekonomi keluarga. Beberapa warga bahkan menambahkan stand makanan ringan, air minum, dan bumbu mancing sebagai bentuk partisipasi komersial.
“Kegiatan sederhana ini akhirnya mengungkap potensi tersembunyi Desa Kuncen, Sidodadi, Delanggu. Lewat mancing hore, nama desa kembali berkibar, tak hanya di antara warga lokal, tetapi juga di kalangan komunitas mancing dan wisatawan. Semoga kegiatan semacam ini terus berlanjut, menjadi agenda rutin desa, dan memberi dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan tatanan sosial.” ujar Ipunk
Menjelang pengundian pemenang, panitia mengajak semua pihak mengevaluasi pelaksanaan lomba untuk perbaikan ke depan. Harapannya, sistem undian, pelibatan UMKM, pengelolaan sampah, dan sinergi dengan pelaku pariwisata desa dapat semakin optimal. Dengan semangat kemerdekaan, masyarakat diharapkan makin bergotong royong, menjaga sungai, dan mengembangkan potensi wisata berikut kearifan lokal di dalamnya.
“Di penghujung acara, ikan lele yang berhasil tertangkap akan dimasak oleh peserta dan dibagikan dengan anggota keluarga maupun kerabat. Tradisi tersebut semakin mempererat silaturahmi antar keluarga dan masyarakat sekitar. Terlebih bila di makan bersama di tepi sungai setelah lomba berakhir dengan suasana keakraban.” pungkas Ipunk.
Mancing hore tahun ini bukan sekadar kompetisi memancing biasa, melainkan wujud nyata semangat gotong royong, cinta lingkungan, dan kebanggaan terhadap kemerdekaan. Semoga tahun depan lebih semarak dan berdampak lebih luas bagi Desa dan warga Kuncen, Sidodadi, Delanggu Klaten.
(Pitut Saputra)
Komentar Klik di Sini