JOGYAKARTA-METROPAGINEWS.COM ||
Minggu pagi, dari titik kumpul di Balai Desa Delanggu, kita berkumpul, guna mengikuti, kegiatan Anniversary 5 Tahun Delanggu Free Rider yang masih berlanjut dan memasuki tahap agenda ke 3 yakni ” Dolan Bareng DFR ke Pantai “, kali ini saya berkesempatan untuk ikut berwisata bersama Rekan Rekan Ojol Gabungan DFR ke Pantai Drini, yang Fenomenal juga ke Pantai Baron yang sangat Populer dikalangan Turis Domestik maupun Mancanegara, Minggu ( 27/10/2024 ) kebetulan kita bawa 4 Armada MPV untuk bersama sama mengunjungi Pantai Drini yang Bersejarah, konon menurut cerita yang berkembang pohon Drini yang seringkali tumbuh di sela sela bebatuan karang di pinggir pantai tersebut adalah berasal dari Tetes Air Mata seorang Putri Selir Kerajaan, hal tersebut, dikisahkan pada Portal Website Pemerintahan Desa Kelurahan Banjarrejo, Gunungkidul, Bahwasanya kala itu Raja Majapahit Beserta Ratu Selirnya sedang dalam Pengejaran oleh Musuh, dan tiba di Pantai yang sekarang disebut Pantai Drini, Ratu Selir menitikkan Air Mata Kesedihan karena telah kehilangan bayi yang dikandungnya, tidak selamat dalam Pelarian tersebut, dan Dimakamkan di suatu tempat sekitar sana, pasca Menitikkan Air Mata seketika saat itu Muncullah Pohon Drini tersebut ketika Air Mata Putri tersebut jatuh ke tanah, begitulah cerita dalam Portal Website Pemdes Banjarrejo yang hingga kini diyakini benar adanya.
Sampai di Areal Wisata Gunung Kidul kita dikenakan Tiket Masuk Rp 15.000 / Orang karena Hari Minggu, biasanya hanya Rp 10.000 / Orang, dihari hari biasa, lanjut kita bergegas kearah Pantai, di beberapa perempatan atau pertigaan selalu ada Petugas lokal pengatur lalu lintas yang membantu mengatur lalu lintas dan meminta upah seikhlasnya dari mobil mobil yang di seberang kan, tak berselang lama, kita masuk Wilayah Pantai dan kembali harus merogoh kocek guna membayar parkir kendaraan, tiket parkir Ini berbeda beda tergantung Lokasi Pantai yang kita kunjungi, ada yang Rp 20.000 dan ada yang Rp 25.000 Per Mobil, bayangkan segitu banyaknya Mobil di salah satu pantai aja sudah bisa dikalikan ongkos parkir jadi berapa tuh, pendapatan daerah yang masuk ke Pemerintah Daerah Gunung Kidul, ini baru dari hasil Parkir, saja belum lainnya.
Jadi Pada Tahun 1958 kala itu Bupati Gunung Kidul adalah Darmo Kusumo, bersama Lurah Desa Banjar Jero membuka lahan Melakukan Babat Alas untuk Kepentingan Rakyatnya yang sekarang kita kenal dengan Pantai Drini ini, begitu menurut sejarah singkat dari keberadaan Pantai ini keterangan dalam portal websitenya, dan saat saya menanyakan hal tersebut pada Karno ( salah seorang Penjaja Kuliner masakan ikan di areal parkiran sebelum masuk Pantai Drini, dia menambahkan kalau sekarang mungkin tanaman Drini itu sendiri udah agak jarang mas bisa dilihat, namun memang sudah langkah langkah dari Pemda buat mengembangkan kembali tanaman tersebut dengan menganjurkan warga disekitar pantai untuk menanam kembali, namun belum begitu terlihat dan yang bisa kita lihat mungkin hanya beberapa saja, karena memang masih dalam tahap Pengembangan Paparnya.
Pantai Drini adalah Pantai Dengan Pasir Putih, yang dibagi menjadi dua pantai oleh Pulau Karang, disekitar Obyek Wisata ini terdapat beragam Resto Seafood dan Wahana Permainan Air, serta Pusat oleh oleh kerajinan pun souvenir Khas Pantai Drini, masih kebagian Sunset meski tak Seindah Sunset di Pantai Kuta Bali, kata Penjual Kopi di kedai sebelah pantai, dan saya mengangguk saja melihat dia memaksa kami untuk berwisata lebih lama sembari menunggu sunset, dia bahkan sempat memamerkan beberapa foto hasil jepretan dikala sunset turun dipantai Drini, belakangan saya baru tahu ternyata dia juga menjajakan Foto Langsung Jadi di obyek wisata tersebut, namun setelah sekian jam, Rekan Rekan Delanggu Free Rider & Bc Maxindo Kartasura menghabiskan waktu dengan kerabat & keluarganya, Quality Time yang sangat berkesan dan berharga karena bisa saling mengenal lebih dekat antara satu keluarga dan keluarga ojol lainnya, hingga sekitar Pukul 13.00 Wib sore itu kita dapat panggilan dari Koordinator Wisata untuk berkumpul semuanya di pinggir pantai dekat parkiran mobil, guna Makan Siang Bersama sebelum melanjutkan Perjalanan ke Pantai Baron Gunung Kidul Daerah Istimewa Jogyakarta, maka kita pun segera bergegas meninggalkan Bibir Pantai Drini yang Eksotik.
Disela sela Makan Siang Bersama ternyata ada Perubahan Jadwal dan Rute yakni, Jadwal Tour yang semestinya 3 Pantai yaitu ( Pantai Drini, Pantai Ngrenehan, Pantai Slili ) sedianya akan kita kunjungi, Diubah jadi 2 Pantai saja yaitu ( Pantai Drini & Pantai Baron ) karena anak anak pingin berenang lebih lama dan juga beberapa kawan ada yang ingin berbelanja ikan segar di Pantai Baron, yang memang memiliki lokasi TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ) serta Tempatnya luas dengan beragam Wahana Wisata yang jauh lebih lengkap, maka kita pun sepakat untuk menghabiskan waktu disana hingga jam 17.00 Wib, Biar puas berenang dan bermain tutur salah seorang rekan dari DFR ( Delanggu Free Rider )
Pukul 14.00 Wib kita tiba di Pantai Baron setelah selesai makan siang di Pantai Drini, kembali kita dikenakan Tiket Parkir Rp 20.000/ Mobil, di Pantai Baron, lalu kita pun berpencar setibanya di Pantai Baron, karena ada beberapa tujuan kita ke Pantai Baron ini, ada yang cari oleh oleh ikan segar, ada juga yang ingin berenang Dipinggir Pantai, dan ada yang sebatas ingin Menikmati Pemandangan dan Ganti Suasana sejenak dari kepenatan dan Hiruk Pikuk Kota, maka saya pun memutuskan buat naik Perahu Cadik untuk menyebrang dan melihat lihat suasana di Pinggir Pantai Baron, kita memang harus naik perahu Ini Tutur Penjaga Perahu, karena tidak ada jalan lain ke bibir pantai kecuali, lewat bukit diatas, perjalanan antar jemput Perahu Rp 10.000 Mas pulang balik, katanya, kita antar sampai tepian daratan sebelah dekat bibir pantai, nanti kalau sudah puas bisa naik perahu yang ngetem disana itu, Gratis katanya, baiklah kata saya, ini muat satu baris 3 orang mas jadi monggo dipenuhi lagi bangku perahu yang kosong imbuhnya, setelah penuh kita pun berlayar menyusuri Perbukitan Karst di Bebatuan Gamping dipinggir pantai menuju Bibir Pantai Baron Laut Selatan.
Perjalanan 5 menit, sampai Bibir Pantai saya pun langsung menyewa satu Payung dan Tikar buat bersantai sejenak sembari menikmati pemandangan pantai, lumayan Juga Sih Rp 25.000 untuk sewa satu Payung dan Tikar, tapi tidak masalah, karena kita jarang dapat view dan pemandangan yang bagus dan tidak setiap hari bisa kita dapatkan, saya pun mulai memfoto kiri kanan sembari bersantai beberapa saat, sebelum kemudian Gulungan Ombak mulai menghajar tempat saya bersantai dan mengakibatkan kebanjiran tas dan beberapa perlengkapan, memang begitu mas kalau mulai sore laut mulai pasang dan ombak bisa sampai kesini, tutur pemilik payung, sembari meminta maaf dan membantu saya membereskan barang barang yang tersapu ombak, maaf ya mas, tapi paling cuma sampai sini aja kok ombaknya, sekarang sudah ga begitu besar seperti di tempat lain, kalau dulu masih sering mas orang yang hanyut terbawa ombak, namun sekarang udah jarang sekali kok imbuhnya.
Baik Terima Kasih Ibu Parjiyem kata saya, sembari nyelonong menghindari ombak berikutnya, dan bergegas ke tepian daratan guna mandi air tawar, karena basah kuyup saya dihajar Ombak barusan.
Kebetulan disamping Pos Wilayah Satlinmas Rescue Istimewa Jogyakarta, ada Toilet yang menyediakan air tawar, karenanya saya pun mandi disana, Kencing 2000 Mandi 5000 Buang Air Besar 5000 kata Penjaga Toilet, oke baiklah kata saya dan bergegas membersihkan badan, selepas nmandi dari Kamar Toilet tersebut saya pun iseng menanyakan pada Penjaga Toilet, Pak kemarin ada Ombak Besar Di beberapa Pantai disini bagiamana tanya saya ?, ah disini biasa aja mas ya memang kalau sore air mulai pasang tapi masih dalam tahap wajar tidak separah daerah lainnya ungkapnya, tuh Tanya sama Pak Totok yang di Pos Wilayah lebih tau Imbuhnya, namun belum sempat saya sampai ke lokasi pak Totok sudah keburu pergi hendak ada acara, ya sudahlah akhirnya pupus harapan bertanya di Pos Pengawas saya pun melangkahkan kaki menuju Resto Seafood buat ngopi dan mengisi perut, resto pertama saya hanya sempat beli es teh di plastik dan bayar Rp 5000 rupiah, karena perhatian saya tertuju pada Tempat Pelelangan Ikan Di Pojok pinggir Pantai, saya pun bergegas ke sana dan bertanya tanya pada para pedagang disekitar sana, bagaimana Pak Buk Hari ini ?.. tanya saya, mereka pun menyahut Alhamdulillah mas masih ada saja yang beli, meski tak seramai di bulan bulan kemarin, kata Bu Parsi salah seorang penjual ikan, lagian ikan tangkapan juga ga begitu banyak karena cuaca sedang berubah ubah mas kadang ombak besar nelayan ga berani melaut dan kadang ombak kecil kita melaut ya dapat dapat buat tambahan keluarga lahas ungkapnya, oh Bapak Nelayan ya buk tanya saya iya mas katanya membenarkan, ini ikan berapa harganya Bu ? tanya saya, Ikan Kembung Cakalang 50.000/ Kilo, Ikan Tongkol 80.000/ Kilo
Udang Laut 100.000 / kilo
Hiu kecil ada ga Bu ? kosong mas biasanya ada Rp 50.000 / kilo.
Udang Goreng Tepung juga ada mas 40.000 setengah kilo, Sahut Penjual lain disampingnya ketika saya asyik ngobrol dengan Bu Parsi, itu harga khusus hari Minggu atau harga Standar Bu tanya saya lagi, itu memang harga Standar mas, biasanya kalau pas menjelang Lebaran atau hari hari besar kalaupun ada kenaikan hanya sekitar 10 Ribu sampai 30 Ribu saja mas, kita kan juga harus menyesuaikan harga dari nelayan, karena BBM juga biasanya naik, dan pada bulan bulan tertentu disaat ombak besar juga biasanya ada sedikit kenaikan mas, karena nelayan jarang melaut, dan pasokan ikan menipis serta langka. Terangnya pada Wartawan MetroPagi News saat berkunjung di TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ) Pantai Baron. o’ya disini bisa juga sekalian dimasakin lo mas kalau mau beli ikan segar jadi nanti masnya tinggal bawa pulang sudah mateng imbuhnya, Baik Terima Kasih Bu jawab saya, nanti teman teman ini yang mau beli kata saya, sembari berpamitan dan melihat lokasi lain, saat beberapa Rekan DFR sudah mulai berbelanja ikan segar, dapat agak murah mas saya tawar Rp 35.000 / Kilo kata Mas Endra dari DFR yang sempat memborong ikan Tongkol & Cakalang.
Kondisi Perairan Pantai Selatan Sendiri Menurut BMKG Yogyakarta Cuacanya berawan hingga hujan ringan, angin dari timur hingga selatan, Tinggi Gelombang 0.75 – 2.5 Meter, keterangan BMKG saat itu, ( 27/10/2024 ) karenanya tak begitu Ramai suasana disana.
Puas Berkeliling melihat Suasana Pantai saya pun kembali mampir di salah satu resto pinggir pantai kali ini saya benar benar ngopi santai, sore di Pantai sembari bertanya tanya terkait Pantai Baron dengan Ibu Prima, Penjaga Resto Kuliner & Souvenir Warung Makan Prima Pantai Baron, itu disana ada Sungai Air Tawar Lo mas udah kesana belum ?, itu airnya tawar dan sungainya dari bawah tanah mas, Tutur Bu Prima pada Wartawan MetroPagi News, dan setelah Cross Check melalui Portal Website Pemkab Gunung Kidul memang benar demikian adanya, jadi Sungai yang di dekat Toilet saya mandi tadi itu kenapa Airnya Tawar, ternyata memang dari sana sumbernya, dalam keterangan di Portal Websitenya memang dijelaskan bahwa Deretan Pantai Indah terbentang di kawasan selatan Kabupaten Gunung Kidul, Pantai yang akan menyapa pertama sebagi Pintu Gerbangnya adalah Pantai Baron, yakni dengan View Keindahan Pantai Baron yang Eksotis dan Sibuknya aktifitas Nelayan yang pulang melaut dan akan memanjakan mata kita untuk menyatu dengan Pesona Alam, Perbukitan Karst, berjajar mengelilingi pantai serta menambah keelokan Paras Pantai Baron, lalu Disebelah Barat, terdapat Muara Air Sungai Bawah Tanah ( air tawar ) yang mengalir langsung ke laut, terdapat juga pedagang yang menjajakan hasil tangkapan nelayan, dapat langsung dimasak dan dimakan di tempat ataupun dijadikan Oleh Oleh, sementara kalau Jarak antara Kota Yogyakarta ke Pantai Baron adalah 64 Km sedangkan dari Kota Wonosari 30 Km, begitulah gambaran singkat yang terpapar dalam Portal Website Pemkab Gunung Kidul, sementara di Pintu Masuk Pantai Baron sendiri juga terdapat sumber keterangan di papan yang Tertempel dipinggir jalan
Bahwasanya Pantai Baron – Pantai Kukup – Pantai Krakal adalah merupakan Fenomena Pantai Geologi, termasuk juga Pantai Drini dan Pantai Sepanjang, bahwa Pantai Pantai tersebut dibatasi oleh Bukit Bukit Batu Gamping yang merupakan Fenomena Karst Permukaan di Gunung Sewu, dijelaskan pula bahwa di sekitar Pantai Baron ada Gua yang Disakralkan dan ada Penseseran pada Batu Gamping, dibeberapa tempat, terpisahnya Bongkah Batuan dari daratan membentuk Sea Stack menyertai Fenomena Struktur Geologi di daerah ini, Tersingkapnya Endapan Gisik berumur, Resen dari Dasar Laut Pantai Krakal, menunjukan Masih Sktifnya Pengangkatan yang disebakan oleh Tektonik, sementara terkait Pegunungan Sewu sendiri adalah sebuah nama untuk deretan Pegunungan yang terbentang memanjang di Sepanjang Pantai Selatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, hingga Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, di wilayah selatan Pulau Jawa, Deretan Pegunungan Sewu terbentuk karena Pengangkatan Dasar Laut Ribuan Tahun silam. Batuan Kapur menjadi ciri khas pegunungan ini, sehingga banyak ditemukan bebatuan Karst dan bisa kita jumpai juga Stalagnit Stalagnit di beberapa Bibir Pantainya.
Menjelang Maghrib kami pun memutuskan buat kembali dan mengakhiri petualangan kali ini, sebenarnya masih belum begitu puas menjelajah, namun karena waktu yang tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan maka kita pun meninggalkan Eksotisme Pantai di sekitar Gunungkidul, Daerah Istimewa Jogyakarta, kembali ke rumah masing masing, dan menyimpan segudang kesan dari Petualangan disana.