Banjarnegara — metropaginews.com || Para siswa dan guru SMPN 1 Bawang menggelar acara Batik Art Festival dengan agenda kegiatan mural batik, fashion show, dan fotografi, Senin, (3/10). Kegiatan ini, selain untuk melestarikan batik sebagai warisan leluhur juga sekaligus untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2022.
Acara dibuka oleh kepala sekolah, Fransiska Yulianti Parera, dengan menggunting pita secara simbolik sebagai pertanda dimulainya acara. Dalam sambutannya, Fransiska menjelaskan bahwa batik merupakan warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan. Sehingga momen peringatan hari batik nasional yang tepat pada tanggal 2 Oktober ini dimanfaatkan untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Oleh karenanya, semua warga sekolah pada hari itu wajib mengenakan batik. Bahkan kegiatan ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para peserta didik karena mereka telah mempersiapkannya sejak beberapa hari sebelumnya. Para siswa yang ditunjuk sebagai wakil masing-masing kelas menyiapkan diri mendesain sketsa terlebih dulu untuk melukis mural batik, sedangkan yang mengikuti fashion show berlatih berpenampilan dengan menyiapkan pakaian batik yang dikombinasikan dengan asesoris hasil kreativitas mereka. “Ini merupakan salah satu cara kami untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya para leluhur,” ungkap Fransiska. Melukis mural batik, fashion show, dan fotografi yang diikuti beberapa siswa adalah menunjukkan bahwa kami sangat konsen dalam melestarikan budaya leluhur. “Ini merupakan wujud praktik yang penting bagi kami dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya yang dimiliki bangsa Indonesia kepada siswa agar kelak menjadi pemimpin bangsa yang bangga dan dapat melestarikan budaya Indonesia,” tegasnya.
Diketahui, bahwa setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional yang biasanya ditandai dengan mewajibkan seluruh pegawai dan karyawan memakai pakaian batik di setiap instansi pendidikan maupun non pendidikan. Sejarah penetapan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional bermula saat pada 2 Oktober 2009 atau 13 tahun yang lalu, yakni batik telah ditetapkan sebagai daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO atau Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Penetapan itu merupakan yang ketiga kalinya bagi Indonesia setelah Keris dan Wayang yang terlebih dahulu masuk ke daftar ICH UNESCO. “Jadi kita perlu bangga karena batik selain sebagai warisan budaya leluhur yang bukan hanya milik bangsa kita tapi juga merupakan milik bangsa dunia,” tambah Fransiska.
Sementara, Guru Pengampu Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), yang juga sebagai ketua panitia, Dany Firmansyah, menegaskan kegiatan ini selain sebagai peringatan hari batik nasional juga bagian dari implementasi pembelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK). “Kegiatan peringatan batik ini merupakan salah satu kegiatan dalam mata pelajaran SBK. Tujuannya untuk melestarikan budaya asli Indonesia,” tandasnya.
Selanjutnya Dany menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Kelas VII, VIII, dan IX. Fashion show diikuti secara berpasangan oleh setiap perwakilan kelas yang digelar di halaman sekolah dan mural batik dilakukan pada media tembok gedung indoor sekolah. Sedangkan siswa yang lain diberikan kesempatan untuk mengabadikan seluruh rangkaian acara itu dengan cara mendokumentasikan melalui foto dengan memanfaatkan android mereka. “Seluruh siswa setiap perwakilan kelas VII, VIII, dan IX mengikuti gelaran acara ini dan ini semua dilombakan dengan menghasilkan juara 1, 2, dan 3 pada setiap cabang lomba,” jelasnya. Salah satu siswa yang ikut melukis mural batik, Nadia Lestari, siswa kelas IX F mengaku sangat senang. Menurutnya peserta didik semuanya sangat antusias saat diberi kesempatan untuk melukis mural batik ini secara langsung di sekolah. Selain itu, ia juga merasa senang bisa mengikuti kegiatan dan berkreasi langsung membuat lukisan batik di media tembok sekolah. “Saya senang bisa ikut melukis mural batik. Ini pengalaman saya pertama yang akan terus terkenang. Biasanya kalau saya melukis di kertas atau pakai media kanvas,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Fransiska mengharapkan, “mudah-mudahan dengan adanya peringatan Hari Batik Nasional ini, dapat menambah jiwa nasionalisme para warga sekolah sebagai bagian dari warga masyarakat bangsa Indonesia, serta menambah rasa cinta kita kepada budaya-budaya yang ada di negeri kita ini, salah satu contohnya adalah kekayaan batik,” pungkasnya.
Heri M