ROTE NDAO – METROPAGINEWS.COM || Guru Kristen yang profesional bukan hanya ditandai dengan kemampuan teoritis atau akademik semata, tetapi juga dengan keteladanan hidup yang mencerminkan kasih dan damai Kristus.
Penegasan itu disampaikan oleh Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Pendidikan Agama Kristen (MPAK) IAKN Kupang, di Desa Tenalai, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao.
Kegiatan PKM yang mengusung tema “Elaborasi Kompetensi Profesional Guru Kristen sebagai Penguatan Karakter Anti Kekerasan di Sekolah” ini diikuti oleh para guru, tenaga kependidikan, serta siswa dari berbagai sekolah di wilayah tersebut.
Melalui kegiatan ini, IAKN Kupang berupaya memperkuat peran guru Kristen sebagai agen pembawa damai dan penegak nilai-nilai anti kekerasan di dunia pendidikan.
Dalam pemaparannya, Dr. Suardana menekankan bahwa profesionalitas seorang guru Kristen tidak hanya terletak pada kemampuan mengajar atau pengetahuan teologis, tetapi juga pada kepekaan moral dan spiritual.
“Guru Kristen yang profesional bukan hanya pandai bernarasi secara teoritis di kelas, tetapi harus menjadi teladan hidup Kristus dalam menjunjung nilai-nilai anti kekerasan di tengah peserta didik dan komunitas sekolah,” tegasnya.
Menurut Rektor, profesionalisme sejati mencakup integritas pribadi, kemampuan mengelola emosi, serta kesetiaan pada nilai iman Kristen yang mendorong terciptanya kehidupan yang penuh kasih dan damai.
Ia mengingatkan bahwa setiap tindakan, ucapan, maupun kebijakan guru di sekolah memiliki pengaruh besar dalam membangun budaya anti kekerasan.
Lebih lanjut, Dr. Suardana menjelaskan bahwa guru Kristen hendaknya mengintegrasikan ajaran kasih dan pengampunan ke dalam proses pendidikan.
Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang menolak segala bentuk kekerasan — baik fisik, verbal, maupun psikologis.
“Guru Kristen harus menjadi sosok yang mampu menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan menghargai perbedaan,” tambahnya.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Selain menyampaikan pesan bagi guru, Dr. Suardana juga menekankan pentingnya peran tenaga kependidikan (tendik) dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif.
Profesionalisme tendik, kata dia, turut membentuk suasana sekolah yang berlandaskan kasih dan saling menghormati.
Pelayanan administratif, tata tertib, hingga komunikasi antarwarga sekolah harus mencerminkan nilai-nilai Kristiani.
Sementara itu, bagi para siswa, kegiatan ini menjadi ajakan reflektif untuk meneladani Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa diajak untuk menolak perundungan (bullying), menghormati perbedaan, serta menyelesaikan konflik dengan semangat dialog dan pengampunan.
Melalui kegiatan PKM ini, Dr. Suardana menegaskan kembali bahwa profesi guru Kristen merupakan panggilan pelayanan.
Kompetensi profesional bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga tentang kemampuan menjadi terang dan garam di tengah dunia pendidikan.
“Sekolah Kristen, termasuk yang ada di Desa Tenalai, harus menjadi ruang yang menumbuhkan kasih, menghapus kekerasan, dan membentuk generasi yang hidup dalam damai sejahtera Kristus,” ujarnya.
Kegiatan PKM ini dilaksanakan oleh Tim PKM Program Studi Magister Pendidikan Agama Kristen – IAKN Kupang, yang terdiri dari Dr. I Made Suardana, M.Th., Dr. Jonathan Leobisa, M.Pd.K., Dr. Yakobus Adi Saingo, M.Pd., Yakob Pai Tiba, dan Korne A. Haba Ito.
Turut hadir pula narasumber pendamping, yaitu Regina A. V. Kedoh, S.STP, M.Si, selaku Kepala Dinas BP3AP2KB, serta Merling T. L. L. C. Messakh, M.Pd.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen IAKN Kupang untuk terus menghadirkan pendidikan Kristen yang berkarakter, humanis, dan bebas dari kekerasan, demi membentuk generasi pendidik dan peserta didik yang hidup dalam kasih dan damai sejahtera Kristus.*
(Alberto L)
Komentar Klik di Sini