SURAKARTA-METROPAGINEWS.COM || Surakarta kembali menjadi panggung besar bagi perayaan seni dan alam, dengan digelarnya puncak Festival Solo Menari. Festival ini mengusung tema “Daun Menari”, sebagai simbol kehidupan, keseimbangan, dan hubungan manusia dengan alam melalui ekspresi tari. Selasa (29/04/2025).
Direktur Program Solo Menari, Heru Mataya, menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar pertunjukan tari, tetapi sebuah gerakan kesadaran ekologis yang diwujudkan melalui seni.

Supaya kita mencintai dan merawat alam serta membuka cakrawala kita dalam menghayati daun lewat jalinan gerak tari. Festival ini menjadi sumber inspirasi penciptaan karya tari pada Hari Tari Sedunia 2025, ujar Heru
Festival ini menghadirkan beragam pertunjukan seni yang berakar pada filosofi alam, termasuk pameran ecoprint, tari massal, dan eksplorasi budaya melalui Jelajah Daun.

Rangkaian Acara dan Puncak Perayaan
Hari ini menjadi puncak Festival Solo Menari, dengan sejumlah agenda utama yang menampilkan keragaman gerak tari dan eksplorasi ekologis:
1.Jelajah Daun: Eksplorasi seni dan tumbuhan dalam konteks tari, yoga, ecoprint, dan pengobatan herbal (06.00-09.00 WIB, Taman Balekambang Solo)
2.Sarasehan Film dan Tari: Pemutaran film bertema seni tari serta diskusi mendalam (10.00-12.00 WIB, Pendapi Balai Kota Solo)
3.Pergelaran Tari Massal: Menampilkan gerakan tari yang mencerminkan keseimbangan alam (16.00-17.00 WIB, Koridor Ngarsopuro Solo)
4.Panggung Solo Menari: Pertunjukan dari 60 grup tari yang merepresentasikan kekayaan budaya Nusantara.
5.Pasar Festival: Mendukung UMKM dan ekonomi kreatif, berlangsung hingga malam (06.00-23.00 WIB, Halaman Balai Kota Solo)
Lebih lanjut dikatakan bahwa “Wali Kota Solo, Respati Ardi, akan membuka puncak acara, menegaskan dukungan kota ini terhadap pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan budaya.” terangnya
Solo Menari dan Pengakuan Dunia
Festival ini menjadi salah satu momentum bagi Solo untuk memperkuat posisinya sebagai pusat seni dan budaya, terlebih setelah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Kota Kreatif dalam bidang Craft dan Folk Art.
Menurut Heru Mataya, Solo Menari 2025 bukan sekadar festival tari, tetapi perayaan seni yang menyatukan manusia dengan alam.
“Seni memiliki kekuatan untuk menghubungkan, mendidik, dan menginspirasi. Solo Menari bukan hanya panggung pertunjukan, tetapi juga wujud nyata bagaimana kreativitas dapat mendorong kesadaran ekologis dan menghidupkan ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Solo kembali menari, membawa pesan kehidupan, keseimbangan, dan penghormatan terhadap alam.
Jangan lupa hadir dan menjadi saksi ataupun ikut serta dalam kegiatan festival solo menari yang penuh kesan dan makna mendalam.
( Pitut Saputra )


Komentar Klik di Sini