Kamis, Oktober 24, 2024

Seni Vs Vandalism, Mengulik Sekilas Keresahan Anak Anak Muda Terpinggirkan

Must Read

Seni Vs Vandalism, Mengulik Sekilas Keresahan Anak Anak Muda Terpinggirkan.

 

KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Di pertokoan samping perempatan lampu merah Pasar Desa Delanggu terlihat aktivitas para seniman jalanan sedang mencorat coret pintu rolling door sebuah pertokoan, para seniman street art ini tentu saja melakukan aktivitas tersebut tanpa ijin dari pemilik kios, namun begitu terlepas dari tidak adanya perizinan dan terkesan sebagai tindakan vandalism, ternyata ketika Reporter MetroPagi News mencoba mewawancarainya, baru terlihat maksud sebenarnya dibalik aksi corat coret tersebut Minggu ( 20/10/2024 )

Seniman Jalanan Sedang Beraksi Menggambar Di Rolling Door Sebuah Kios Di Pinggir Jalan
Dinihari terlihat aktivitas beberapa anak muda menggambar rolling door sebuah kios

Jadi ini adalah sebuah kegelisahan kami terhadap fenomena corat coret ga jelas di Delanggu mas, tutur Dandi nama samaran, dari kelompok Wetan Clan, salah seorang yang ikut membuat graffiti tersebut, seperti kita tahu bersama bahwa banyak sekali corat coret tembok ga jelas yang hanya sekedar mencorat coret dan mengganggu serta mengotori tembok tembok instansi sekolah, fasilitas publik dan tak jarang rumah rumah warga, hal ini tentu saja membuat kami jengah, bukannya mempercantik tapi malah merusak fasilitas fasilitas publik dengan corat coret ga jelas, makanya kami dan beberapa kawan berusaha untuk memblok corat coret ga jelas tersebut dengan karya Karya graffiti kami, terkadang ada yang kita ijin dulu dengan pemilik tempat dan terkadang juga langsung terabas, karena tembok tersebut tidak ada penghuninya, biar lebih enak di pandang mas imbuhnya, apakah ada kekhawatiran dengan dengan aparat kepolisian mungkin kalau pas gambar kebetulan mereka lewat ? tanya saya, e itu biasa aja sih mas seringkali kita ketemu mereka malah, di beberapa kesempatan, namun ketika sudah mengetahui dari maksud dan tujuan kami, biasanya mereka tidak melarang hanya membuat sebatas laporan saja, karena memang kami bukan kriminal, dan kami juga tidak sembarangan mencorat coret tembok mas, ada beberapa kriteria bagi kami sebelum mulai beraksi, terlebih bila ada ijin kami mungkin beraksi di sore hari paparnya, sembari meneruskan menggambar.

Vandalism Corat Coret ga jelas yang terlihat di sebuah tembok gang depan jalan Pasar Delanggu

memang beberapa bulan belakangan Delanggu seolah di banjiri dengan Karya Karya graffiti, dan kehadirannya memblok corat coret di tembok tembok yang kurang sedap dipandang, graffiti sendiri adalah salah satu dari jenis street art yang sempat populer di Amerika dan beberapa negara berkembang lain, Pada era Th 1970 – 1980 an, yang muncul sebagai aksi protes suara anak anak muda kaum minoritas dan terpinggirkan, seniman jalanan seperti Taki 183, dan CORNBREAD tercatat menjadi pionir dalam menuliskan nama nama mereka di permukaan tembok publik ruang kota, dan graffiti ini sempat populer juga seiring dengan perkembangan musik hip hop, bahkan tak jarang para penggemar olah raga papan skateboard juga seringkali membuat aksi graffiti, buat menandakan eksistensinya, beberapa skateboarder mencorat coret papan wahana permainannya sendiri, pun juga fasilitas publik lainnya di sekitar.

Di Solo Raya dan sekitar pada tahun tahun antara 2003 dan 2004, tercatat nama nama beberapa kelompok street art diawal kemunculannya seperti Bujangan Urban, Noda Kota, 2 up, Komunitas Bim Sala Bim yang rata rata dari fakultas seni rupa ISI Surakarta, Grafftact, dan banyak lagi lainnya, awalnya kemunculan mereka juga hampir mirip mirip dengan kehadiran street art saat ini di Delanggu, pada intinya mereka butuh ruang buat berekspresi dan menyalurkan hobi serta bakatnya, namun terkadang realita tak semulus harapan, langkah langkah kreatif mereka banyak yang tidak di akomodir oleh pemerintah setempat, sehingga pada akhirnya harus menempuh jalur Vandalism guna bisa sekedar berekspresi, dan menunjukan eksistensi mereka pada publik yang lebih luas.

Papo nama samaran juga, salah seorang Street Art Artist Wetan Clan, mengatakan kita ga dibayar mas melakukan ini, kita semua iuran menyisihkan uang buat beli pylok atau cat semprot, untuk kemudian bila waktu senggang kita janjian yuk kita garap disana, ada banyak sekali tembok dengan tulisan tulisan ga jelas, kita blok ajah pakai graffiti katanya, begitulah pada akhirnya aksi aksi mereka kerap terjadi tanpa jadwal, dan kebanyakan di lakukan pada dinihari, biar paginya bisa surprise buat semua yang melihat karya karya mereka.

Dinihari terlihat aktivitas beberapa anak muda menggambar rolling door sebuah kios
Dinihari terlihat aktivitas beberapa anak muda menggambar rolling door sebuah kios

Graffiti sendiri adalah salah satu tekhnik dalam mengolah bentuk atau huruf di buat dengan tipologi font dengan bentuk tertentu, banyak sekali ragam dan jenis graffiti, sementara tekhnik grafiiti tersebut adalah salah satu tekhnik favorit yang di sukai oleh anak anak muda jaman sekarang, disamping juga tekhnik mural dan stencile.

Namun tak jarang memang kehadiran street art ini mengundang pro & kontra di Masyarakat, Seni atau Vandalisme inilah yang kerapkali muncul kepermukaan karena basic seni dan pemahaman seseorang berbeda beda, ada yang suka dan ada juga yang kurang suka, alasan ini relatif sih karena memang banyak juga graffiti yang asal asalan juga meski tak jarang banyak yang keren, namun kebanyakan masyarakat awam melihatnya sebagai vandalism

Fakta di lapangan ketika street art di berikan wadah dan kesempatan, diberikan tempat dan lahan buat berekspresi menyalurkan bakat, mereka bisa menampilkan banyak karya karya yang indah kok, meskipun indah, baik dan buruk itu relatif, minimal ketika karya karya mereka bisa tampil, itu secara tidak langsung bisa mendorong semangat guna mengembangkan bakat lebih lanjut, dan bisa kita lihat sendiri di Kota Solo dan sekitar seringkali kita jumpai karya karya street art baik graffiti, stencile, mural dan lainnya di Koridor Gatsu Ngarsopuro, dan Banyak tempat lainnya, hebatnya lagi ketika Pemkot Surakarta merespon para Seniman Street Art ini, sekarang Solo terlihat lebih berwarna, Tak jarang lokasi lokasi yang di jadikan arena street art tersebut kerap kali malah dipakai sebagai media dalam gelaran acara, sebuah pertunjukan musik, maupun gelaran agenda kegiatan lain di kala malam di Soloraya dan sekitar, seperti halnya Agenda Rutin Solo Is Solo, Surakarta Art Market, dan lainnya,

Anak anak muda yang menamakan diri Eetan Clan sedang menggarap pintu rolling door sebuah kios yang sebelumnya banyak corat coret ga jelas
Anak anak muda yang menamakan diri wetan Clan sedang menggarap pintu rolling door sebuah kios yang sebelumnya banyak corat coret ga jelas

Simbah salah seorang Street Art Artist lawas, ketika saya kasih lihat foto karya anak anak muda ini, memberikan memberikan respon, Dulu jaman saya sempat juga waktu itu saat Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagai walikota surakarta, komunitas kami Grafftact ( Komunitas Graffiti Gabungan Subosukowonosraten ) atau singkatan dari Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Klaten )  wilayah wilayah di sekitar Solo Raya, di berikan kesempatan buat menggarap tembok di sepanjang Jalur Kereta Api Stasiun Purwosari, bekerja sama dengan Pemkot Solo dan PT KAI serta salah satu perusahaan rokok, kala itu menggelar Kompetisi Graffiti memperebutkan Trophy Walikota, di ikuti oleh beragam komunitas graffiti bukan hanya Solo Raya, namun juga Jogya, Bali dan kota kota lain, sempat menghebohkan publik dengan sajian karya karya mereka di sepanjang tembok rel kereta api dari Stasiun Purwosari sepanjang kurang lebih 3 kilometeran ke selatan, kiri kanan di hiasi karya karya seniman street art dari berbagai kota, begitulah jadi ketika mereka mendapat sedikit perhatian dan di berikan ruang buat berekspresi, sebenarnya itu akan bisa signifikan mengurangi Vandalism yang marak akhir akhir ini seperti yang terjadi di Delanggu, paparnya di temui saat wedangan ketika saya mengabarkan terkait aktivitas street art di Delanggu, Yo wis ben ( biarkan saja ) tutupnya mengomentari foto anak anak yang bikin graffiti tersebut.

Terlihat hampir mendekati Jam 4 pagi, karya karya graffiti sudah terselesaikan

harapan para seniman street art ini semoga dengan terpilihnya Pemimpin Kabupaten Klaten yang baru nanti, bisa juga mendengar aspirasi dari arus bawah, rekan rekan muda yang kerapkali terpinggirkan suaranya,  dan sekitar jam 4 pagi saat saya hendak ke pasar beli sarapan, ternyata mereka masih berkemas di lokasi membereskan alat alatnya, karya sudah selesai mas, teriak Rosyid juga nama samaran, adalah salah seorang yang bertugas buat finishing karya setelah tadi secara global diselesaikan, dia mengungkapkan kegembiraanya ketika karya terselesaikan dengan sempurna, ada kebanggaan tersendiri mas dalam hati besok kalau orang orang melihat karya kita, jadi tak sia sia kami mengumpulkan uang buat beli cat spray, kemudian terlepas dari karya tersebut besok pemilik rumah marah marah atau tidak, atau justru berterima kasih ga masalah mas, toh kita hanya berusaha mempercantik, dengan memblok corat coret ga jelas dengan karya kita, selebihnya biar publik sendiri yang menilai, ungkapnya sembari berkemas merapikan alat alat.

Pitut Saputra

Latest News

Ahli Waris Tanah RSPON Bersyukur Warkah Terdaftar di Kelurahan Cawang

JAKARTA-METROPAGINEWS.COM || Sengketa tanah di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur yang saat ini lokasi tanahnya sudah dibangun proyek Pengembangan Rumah...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): Failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5427