BerandaOpiniJebakan Algoritma: mengurai hubungan erat antara Hoaks, Media Sosial dan Sulitnya mencari...

Jebakan Algoritma: mengurai hubungan erat antara Hoaks, Media Sosial dan Sulitnya mencari Fakta

OPINI – METROPAGINEWS.COM || Di era digital ini, manusia sedang menghadapi dan mengalami suatu perubahan yang cukup besar. Perubahan ini berkaitan erat tentang berita-berita hoaks dan sulitnya untuk mencari fakta yang akurat dan tepat untuk dapat diverifikasi dalam berita yang diliput, maupun informasi yang terupdate melalui media sosial.

Dalam dunia digital, kini hadir Algoritma guna untuk menyelesaikan suatu permasalahan di hampir setiap bidang. Algoritma adalah tulang punggung yang sungguh efisiensi dan inovasi modern zaman ini. Manusia dituntut untuk menggunakan media sosial dengan bijak, cerdas dan cermat. Mencari data yang fakta, bukan data yang dusta dan rekayasa.

Mengenal lebih jauh apa itu Algoritma.

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis yang disusun logis yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam era digital, algoritma banyak digunakan dalam kecerdasan buatan (AI). Algoritma digunakan untuk melatih mesin agar bisa mengenali pola. Misalnya, algoritma digunakan dalam pengenalan wajah, suara dan bahasa.

Algoritma juga berperan dalam sistem rekomendasi, seperti yang digunakan YouTube atau Netflix. Dengan algoritma, mesin bisa memprediksi apa yang kita sukai. Inilah alasan mengapa algoritma sering disubut sebagai “otak” di balik teknologi modern. Tanpa algoritma, kecerdasan buatan tidak akan ada. ( Izhari,, 2025, h.1-5)

Hoaks dalam Media Sosial.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lewandowsky et al. (2017), berita hoaks dapat mempengaruhi keyakinan individu dengan cara yang sangat kuat, terutama ketika berita tersebut disebarkan melalui platform media sosial yang memiliki kemampuan untuk mencapai audiens yang sangat luas dalam waktu yang singkat. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memiliki algoritma yang memungkinkan penyebaran informasi secara viral, bahkan jika informasi tersebut tidak diverifikasi kebenarannya.

Dalam media sosial penyebaran berita hoaks atau palsu dapat memicu terjadinya perdebatan bahkan perpecahan di antara sesama maupun kelompok-kelompok masyarakat yang mempercayai informasi tersebut.

Jebakan Algoritma: mengurai hubungan erat antara Hoaks, Media Sosial dan Sulitnya mencari Fakta

BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

Hal ini menjadi masalah yang cukup serius karena berita palsu tidak hanya memengaruhi persepsi individu, tetapi juga dapat menciptakan polarisasi dalam masyarakat. Kepercayaan terhadap berita yang salah dapat memperburuk kehidupan sosial, terutama ketika berita tersebut berkaitan dengan isu-isu sensitif, seperti politik, agama dan kesehatan (Syukur et al., 2025)

Mengurai hubungan erat antara hoaks, media sosial dan sulitnya mencari fakta.

Hubungan antara hoaks, media sosial dan sulitnya mencari fakta sangat erat, sebab melalui media sosial siapapun dapat menyebarkan informasi dan berita secara cepat hingga pengguna media sosial tidak dapat membedakan antara fakta dan fiksi.

Media sosial menjadi tempat menyimpan informasi, berita, data hingga permasalahan apapun yang sedang terjadi hingga pada akhirnya media sosial menjadi pelampiasan, entah kebenaran atau kebohongan yang ditampilkan. Sinan Aral (seorang profesor Informasi Teknologi) menyatakan bahwa cerita palsu tersebar jauh lebih cepat dan lebih luas dibandingkan dengan berita yang benar atau fakta. Akibatnya pencarian fakta menjadi sangat sulit, orang semakin tenggelam dan terlena dalam berita-berita maupun informasi palsu.

Hubungan antara hoaks, media sosial dan sulitnya mencari fakta menjadi begitu erat dalam penyebaran suatu berita maupun informasi dalam sebuah dunia internet dan media sosial. Penyebaran berita maupun informasi menjadi sebuah rutinitas dalam media sosial. Melalui media sosial penyebaran berita hoaks atau palsu dapat memicu terjadinya permasalahan bahkan memicu perpecahan di antara sesama.

Hal ini menjadi masalah yang cukup serius karena berita palsu dapat menciptakan polarisasi dalam masyarakat. Oleh sebab demikian, untuk mengurangi permasalahan dalam media sosial ini, kemampuan berpikir kritis dalam menanggapi suatu informasi atau permasalahan menjadi hal yang utama, maka pentingnya saring sebelum sharing, mencari sumber yang benar dan mencari bukti yang faktual.

Algoritma hadir sebagai langkah atau instruksi memberi solusi dalam menyelesaikan masalah. Algoritma dalam dunia media sosial memberi jawaban atas pola pencarian dalam aplikasi kita. Algoritma digunakan untuk melatih mesin agar bisa mengenali pola. Dengan algoritma, mesin bisa memprediksi apa yang kita sukai. Beritakan kebenaran, cermat dan kritis menanggapi persoalan.

Oleh : Rafael Hilarius Rangi Hurint
Mahasiswa IFTK Ledalero

Komentar Klik di Sini