BerandaSejarahBuku Antologi Puisi dari Mantan Reporter RRI, Kris Mariyono: "Rona Rona Kehidupan"

Buku Antologi Puisi dari Mantan Reporter RRI, Kris Mariyono: “Rona Rona Kehidupan”

SURABAYA – METROPAGINEWS.COM || Usia pensiun tak lantas membuat Kris Mariyono berhenti berkarya. Mantan reporter Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya ini justru semakin aktif di dunia literasi. Pada Kamis sore (17/7), ia meluncurkan buku antologi puisinya yang kedua berjudul “Rona Rona Kehidupan” di Sanggar Alang-Alang, Jalan Gunung Sari 24 Surabaya.

 

Peluncuran buku ini sekaligus menjadi penanda momen istimewa: ulang tahunnya yang ke-66.

Antologi setebal 118 halaman itu berisi 66 karya puisi Kris yang dibagi dalam empat bab: Rona Pribadi, Rona Sahabat, Rona Alam, dan Rona Kehidupan. Sejumlah tokoh turut memberi pengantar dan testimoni dalam buku ini, di antaranya: komedian Djadi Galajapo, penulis Amang Mawardi, budayawan Henry Nurcahyo, sastrawan Zoya Herawati, serta dua pendiri komunitas Swayanaka, Prof. Dr. Noerwati dan Dr. Sundari.

 

PSX 20250719 165000

Tak hanya peluncuran buku, acara ini juga menjadi ruang berbagi semangat dan inspirasi. Sekitar 20 anak jalanan dari Sanggar Alang-Alang turut hadir. Sanggar ini diasuh oleh Didiet HP (73 tahun), sahabat lama Kris yang juga eks reporter TVRI Surabaya. Pemilihan tempat peluncuran pun bukan tanpa alasan.

“Saya sengaja memilih Sanggar Alang-Alang, bukan hanya untuk mengenang masa lalu bersama Mbah Didiet, tapi juga memberi semangat pada anak-anak binaan sanggar agar terus belajar dan berkreasi,” ujar Kris.

Nama “Rona Rona Kehidupan” pun tak lepas dari inspirasi masa lalu. Kris mengenang program features TVRI Surabaya di era 1980–1990-an bertajuk Rona-Rona, yang kala itu diproduksi oleh Didiet HP.

“Judulnya saya ambil dari program itu, sekaligus sebagai penghormatan pada kakak senior saya di Akademi Wartawan Surabaya,” imbuhnya.

Didiet HP sendiri menyambut hangat kehadiran sahabat lamanya. “Saya sangat senang. Semoga ini membawa hikmah dan jadi pemantik semangat, baik bagi saya maupun anak-anak Sanggar Alang-Alang,” ucapnya.

Dikenal luas sebagai penggerak literasi di kalangan jurnalis dan seniman, Kris Mariyono aktif dalam berbagai komunitas. Ia merupakan Ketua Komunitas Warumas (Wartawan Usia Emas) yang telah menerbitkan tujuh antologi bersama, Ketua Komunitas Perupa Delta (Komperta), pembina Komunitas Guru Penulis Sidoarjo (KGPS), serta pengurus Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) dan Komunitas Brang Wetan.

Meski tak lagi di balik mikrofon siaran, suara Kris kini abadi dalam sajak-sajaknya. Sebuah bukti bahwa jiwa wartawan dan seniman tak pernah benar-benar pensiun.

(Redho)

Komentar Klik di Sini