BerandaPendidikanDensus 88 Sambangi IAKN Kupang, Kampus Siap Jadi Benteng Moderasi Beragama

Densus 88 Sambangi IAKN Kupang, Kampus Siap Jadi Benteng Moderasi Beragama

KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Upaya menjaga dunia pendidikan tetap steril dari paham radikal dan intoleransi terus digalakkan. Tim Pencegahan Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) NTT Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri melakukan audiensi dengan pimpinan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang pada Selasa (19/8/2025).

 

Tim Densus 88 yang hadir antara lain Iptu Hendro Putirulan, Bripka Ryan, dan Brigpol Viky. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, bersama jajaran pimpinan kampus. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara aparat keamanan dan lembaga pendidikan tinggi dalam menghadapi ancaman radikalisme, intoleransi, dan kekerasan berbasis agama.

Dalam sambutannya, Rektor Dr. I Made Suardana menegaskan komitmen IAKN Kupang untuk menjadi kampus yang inklusif dan menghargai perbedaan. Menurutnya, dunia pendidikan harus memberi dampak positif, tidak hanya bagi civitas akademika, tetapi juga bagi masyarakat luas.

“Kami terus menghidupkan semangat kampus yang inklusif. Semua bentuk intoleransi, diskriminasi, persekusi, hingga kekerasan seksual akan kami monitor dan tindak sesuai aturan. Kampus ini adalah ruang perjuangan keilmuan dan keagamaan yang harus membawa kebaikan bersama,” ujarnya.

Rektor juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan program pelatihan moderasi beragama dengan tema “Beragama Berdampak” sebagai implementasi kebijakan Kementerian Agama.

“Untuk tahun 2026, kami targetkan sepuluh angkatan pelatihan yang melibatkan berbagai mitra, termasuk Polri. Tujuannya agar keberagamaan yang kita jalankan benar-benar memberi dampak baik bagi kehidupan bersama,” jelasnya.

Selain itu, IAKN Kupang akan mengintegrasikan pendidikan moderasi beragama ke dalam berbagai aktivitas kampus, sebagai benteng menghadapi provokasi yang sering menjadikan isu agama sebagai alat memecah belah masyarakat.

Sementara itu, Iptu Hendro Putirulan menegaskan bahwa kedatangan timnya tidak terkait kasus tertentu di Kota Kupang, melainkan murni untuk memperkuat kerja sama pencegahan.

“Kami hadir bukan karena ada masalah di sini. Justru kami ingin memastikan upaya pencegahan berjalan baik. Program pencegahan ini sudah berjalan enam tahun dan hasilnya cukup efektif. Namun kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan semua pihak, terutama perguruan tinggi,” jelas Hendro.

Hendro menambahkan, dunia pendidikan adalah salah satu target strategis kelompok intoleran dan radikal. Oleh karena itu, keterlibatan dosen, mahasiswa, dan seluruh elemen kampus menjadi kunci keberhasilan dalam memutus penyebaran paham radikal.

“Lingkungan pendidikan rentan dimanfaatkan. Kami berharap IAKN Kupang menjadi pionir dalam membangun benteng moderasi, agar generasi muda tidak terjerumus,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yorhnas Lopis, Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) IAKN Kupang, memaparkan inovasi kampus dalam pencegahan radikalisme melalui program Rumah Moderasi.

“Rumah Moderasi menjadi wadah strategis untuk mencegah paham radikal. Kami mengajak mahasiswa aktif dalam kegiatan rohani dan olahraga, termasuk rencana turnamen bola voli antarperguruan tinggi. Dengan interaksi lintas kampus, potensi tawuran dan gesekan sosial bisa ditekan, termasuk radikalisme,” jelas Lopis.

Lopis juga menuturkan bahwa meski terkendala anggaran, IAKN Kupang tetap konsisten menyelenggarakan kegiatan yang memperkuat toleransi dan solidaritas mahasiswa.

“Kami sudah sering mengikuti turnamen di luar kampus dan selalu juara. Ke depan, kami ingin menggelar sendiri turnamen besar untuk mempererat persaudaraan lintas kampus,” imbuhnya.

Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat jejaring pencegahan radikalisme dan intoleransi di Nusa Tenggara Timur. Densus 88 dan IAKN Kupang sepakat untuk melanjutkan sinergi melalui program edukasi, pelatihan, dan kegiatan kreatif yang melibatkan mahasiswa.

“Kami percaya, pencegahan adalah langkah terbaik. Dan kampus adalah benteng pertama dalam menjaga bangsa dari ancaman radikalisme,” tutup Iptu Hendro.

(Alberto)

Komentar Klik di Sini