Oleh : Klaudia Waru , Ignasia M. Do Rego , Irna Y. Tanesib , Astrid Y. R. L. Nawu
Mahasiswa Semester 1 Program Studi Psikologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang
Email: klaudiawaru@gmail.com
irnatanasib23@gmail.com
astridyulita5@gmail.com
ignacdorego@gmail.com
KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Abstrak. Psikologi positif adalah cabang psikologi yang mempelajari aspek-aspek positif kehidupan manusia, seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kepuasan. Kebahagiaan merupakan hal yang di inginkan setiap individu yang di tandai dengan kepuasan hidup dan memiliki suasana hati yang baik. Kebahagiaan sering dijadikan sebagai tujuan hidup, namun konsep serta cara mencapainya berbeda untuk setiap orang. Dalam ilmu psikologi, kebahagiaan merupakan bagian dari kehidupan manusia dari aspek kejiwaan. Tujuan dari artikel ini untuk mengetahui kebahagiaan dan membangun kebahagiaan dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Case Study untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai aspek-aspek yang diteliti. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara. Berdasarkan semua jawaban diatas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswa semester 1 Prodi Psikologi Universitas Nusa Cendana belum mampu membangun kebahagian melalui prinsip-prinsip pisikologi. Hal itu dapat dilihat dari jawaban reponden yang masih bingung dalam membangun kebahagian melalui prinsip psikologi. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perasaan bahagia seperti bersyukur, menjalin hubungan sosial yang baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, mengejar tujuan dan passion dan mengembangkan sikap positif.
Kata Kunci:Prinsip Psikologi Positif dan Kebahagian
PENDAHULUAN
Kebahagian adalah tujuan universal yang sering kali dicari oleh banyak orang. Menurut carr (via Tanjung dkk,2023) kebahagian merupakan keadaan psikologis positif yang ditandai dengan kepuasan hidup yang tinggi, afek positif dan afek negatif yang rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebahagian merupakan perasaan emosional yang ditandai dengan kepuasan, ketentraman hidup dan kesenangan. Dalam jurnal Auliaa dkk (2023) ada banyak faktor yang mempengaruhi kebahagian seperti, hubungan interpersonal yang baik dapat membuat seseorang lebih bahagia dan sehat; keyakinan spiritual yang kuat yang membuatnya lebih bahagia; merawat diri sendiri dengan tidur yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga secara teratur. Namun seringkali kita merasa bahwa kebahagian itu sulit dicapai, atau hanya datang pada saat-saat tertentu dalam hidup. Hal itu dipengaruhi oleh Distraksi Pikiran yang mudah teralihkan bisa membuat seseorang sulit merasa bahagia. Anhedonia Kondisi di mana seseorang kehilangan minat terhadap kegiatan yang disukainya, dan merasa hidup hampa, tidak nyaman, dan membosankan. Mencari kebahagiaan dari hal eksternal Banyak orang yang mencoba mencari kebahagiaan melalui hal-hal eksternal, seperti harta atau prestasi, namun merasa tetap tidak puas. Evolusi Manusia tidak berkembang untuk merasa bahagia, melainkan untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu Psikologi positif, yang diperkenalkan oleh Martin Seligman pada akhir abad ke-20, menawarkan pandangan yang berbeda tentang kebahagiaan (Laila Meiliyandrie dan Laksmi Amalia, 2020). Alih-alih melihat kebahagiaan sebagai sesuatu yang datang dari luar diri, psikologi positif menekankan pentingnya faktor internal, seperti sikap mental, hubungan, dan rasa makna dalam hidup, yang dapat membentuk kebahagiaan kita. Selain itu prinsip-prinsip psikologi positif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kebahagiaan yang lebih tahan lama.
Fenomena yang sama terjadi pada mahasiswa semester 1 program studi psikologi Universitas Nusa Cendana, dimana kebahagian masih sulit dicari karena berbagai factor yang mempengaruhi. Kebahagian merupakan hal yang ingin dicapai semua orang karena kebahagian memberi sensasi yang unik bagi siapapun yang merasakan. Berdasarkan hasil pengamatan Sebagian besar mahasiswa baru masih sangat sulit membangun suatu kebahagian dalam lingkungan sosial masyarakat, keluarga, maupun dalm lingkungan pertemananya. Hal ini dapat dilihat dari tingkatan rasa stress yang dialami karena masih susah menyesuaikan diri dengan lingkungan perkuliahan khususnya dalam menghadapi gejolak emosi yang dialami. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mencari tahu dan mendalami tentang kebahagian dan bagaimana prinsip-prinsip psikologi mempengaruhi hal tersebut dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip psikologi positif dapat membangun kebahagian bagi mahasiswa semester I program studi psikologi Universitas Nusa Cendana. Harapannya agar penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman tentang kebahagiaan dan membantu orang untuk membangun konsep kebahagian melalui prinsip-prinsip psikologi positif.
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Case Study untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai aspek-aspek yang diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Mahasiswa semester 1 program study psikologi universitas nusa cendana. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara. Observasi digunakan penulis dengan cara melihat dan menganalisis secara langsung apa saja yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan wawancara dilakukan terhadap mashasiswa semester 1 prodi psikologi universitas nusa cendana untuk mendapatkan data yang sesuai. Ketiga metode digunakan untuk meningkatkan kredibilitas penelitian kualitatif atau yang biasa disebut dengan triangulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti menyajikan dan membahas data yang telah diolah untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana prinsip-prinsip psikologi positif dalam membangun kebahagian. Konteks penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Deskripsi Data
Dalam jurnal Fini (2016) deskripsi data merupakan gambaran data yang digunakan dalam penelitian (p.12). Dalam penelitian ini, mahasiswa semester 1 prodi psikologi Universitas Nusa Cendana digunakan peneliti sebagai sumber utama dalam penelitian. Data tersebut berupa pertanyaan wawancara yang diperoleh berdasarkan variable yang ada. Pertanyaan- pertanyaan tersebut adalah : 1. Apa yang kamu tahu tentang prinsip-prinsip psikologi positif? ; 2. Apa yang kamu tahu tentang kebahagiaan?; 3. Bagaimana prinsip psikologi positif membangun kebahagiaan mu?; 4. Hal-hal apa yang membuat mu bahagia? ; 5. Siapa orang-orang yang paling berarti di dalam hidupmu dan bagaimana mereka mempengaruhi kebahagiaan mu?. Data diambil pada tanggal 13-15 November 2024 sehinga diperoleh 7 responden. Jawaban responden yang berkaitan dengan pertanyaan diatas akan dilampirkan dibawah ini.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh jawaban responden mengenai kebahagian dan prinsip-prinsip psikologi positif yang terdiri dari 3 responden yang merupakan mahasiswa semester 1 prodi psikologi universitas nusa cendana. Berikut akan dilampirkan 3 jawaban respon yang mewakili:
1. Apa yang kamu tahu tentang prinsip-prinsip psikologi positif?
No Nama Responden Jawaban
1. Mariam O.L.B. Maran Yg saya ketahui dari prinsip psikologi positif ialah melihat segala aspek atau hal yang membuat hidup seseorang lebih berarti, seperti emosi positif dan hubungan atau interaksi yang bersifat membangun individu menjadi lebih baik.
Berdasarkan jawaban diatas, prinsip psikologi positive merupakan prinsip yang menekan hal-hal negative sehingga membangkitkan nilai-nilai positive seorang individu
2. Apa yang kamu tahu tentang kebahagiaan
No Nama Responden Jawaban
1. Mariam O.L.B. Maran Kebahagian adalah perasaan senang dan puas terhadap suatu keadaan atau diri sendiri maupun orang lain.
2. Teodora M.P. Lotar Kebahagiaan adalah suatu persaan emosional positif di mana saya merasa senang dan nyaman secara bersamaa
3. Timotius Y. Laban Kebahagian adalah ketika saya tertawa dengan bebas tanpa hambatan dalam hidup saya
Berdasarkan jawaban diatas, kebahagiaan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana sesorang merasa senang dan nyaman akan hidup yang dijalani.
3. Hal apa yang membuatmu Bahagia
1. Mariam O.L.B. Maran Ada banyak hal yang saya bahagia, seperti menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai (sahabat atau ortu), makan makanan kesukaan, dan keberhasilan dalam mencapai sesuatu.
2. Teodora M.P. Lotar Ketika melakukan hal yang saya sukai seperti berkumpul bersama orang yang sefrekuensi dan saya sayangi.
3. Timotius Y. Laban Sederhananya hal yang membuat saya bahagia yaitu, ketika saya bisa berkumpul dengan orang-orang yang saya cintai seperti keluarga, dan sahabat. Dan juga yang membuat saya Bahagia ketika saya masih diberi kesempatan untuk hidup.
Berdasarkan jawaban diatas, bahagia bisa didapatkan dengan hal yang sederhana seperti ketika berkumpul dengan orang-orang yang dicintai dan sefrekuensi dengan kita, dan juga ketika kita diberi kesempatan untuk hidup dengan baik.
4. Siapakah orang-orang yang paling berarti didalam hudup mu dan bagaimana mereka mempengaruhi kebahagiaanmu.
1. Mariam O.L.B. Maran Orang-orang yang paling berarti di hidup saya ialah sahabat dan orang tua. Bersama merekalah saya merasa bahagia, saya menjadikan mereka tempat untuk bercerita, mendapat dukungan, dan sumber dari kebahagiaan. Dengan mereka saya merasa hidup lebih berarti.
2. Teodora M.P. Lotar Bapa, mama, kaka, adik, kakek dan tema SMA dan teman kuliah. Mereka memengaruhi kebahagiaan dengan berbagai tingkah lucu dan cerita-cerita lucu ketika berkumpul bersama.
3. Timotius Y. Laban Orang tua, karena orang tua adalah kebahagiaan saya.
Berdasarkan jawaban diatas, orang-orang yang paling berarti dihidup adalah orang terdekat seperti keluarga dan sahabat karena kehadiran dan keberadaan mereka membuat hidup kita menjadi lebih berwarna dan berarti.
Kesimpulan Umum
Berdasarkan semua jawaban diatas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswa semester 1 Prodi Psikologi Universitas Nusa Cendana belum mampu membangun kebahagian melalui prinsip-prinsip pisikologi. Hal itu dapat dilihat dari jawaban reponden yang masih bingung dalam membangun kebahagian melalui prinsip psikologi.
Pembahasan
Konsep Psikologi Positif
Dalam buku Psikologi positif karya Reza Fahlevi (2022), Psikologi positif, istilah ini pertama kali digunakan di tahun 1954 oleh Abraham Maslow. Pada awalnya ilmu psikologi lebih banyak menelaah hal negatif daripada sisi positif; hal demikian itu mengungkapkan kepada kita banyak hal tentang manusia mengenai kekurangannya, penyakitnya, dosanya, tapi sedikit pembahasan tentang potensinya, kebaikannya, cita-citanya yang dapat dicapai. Martin Seligman memperkenalkan kembali istilah psikologi positif dan menyatakan bahwa psikologi “setengah matang” dan lebih banyak perhatian harus diberikan pada hal yang positif dan melihat pada aspek kebaikan pada manusia dan di dunia. Namun Seligman telah melakukan hal pekerjaan yang fenomenal yang membawa pemikiran dan ide-ide dari para peneliti masa lalu, filsuf dan ilmuwan kembali ke kesadaran kita. Kami telah mengidentifikasi empat kelompok individu yang melihat ‘kehidupan yang baik’ sebelum disiplin psikologi positif bahkan ada.
Menurut salah satu tokoh gerakan psikologi positif, “Psikologi positif adalah studi ilmiah tentang apa yang baik dan positif dalam hidup, dari lahir sampai mati dan membuat hidup paling berharga untuk dijalani” (Peterson, 2006). Meskipun penyelidikan tentang makna dan faktor-faktor penentu “kehidupan yang positif” telah lama dalam sejarah psikologi, filsafat, agama, pendidikan, dan sebagainya, minat dalam psikologi positif melejit sejak terbitnya buku edisi millennial American Psychologist, oleh Seligman dan Csikszentmihalyi (2000). Topik dalam edisi khusus berkisar tentang kebahagiaan dan optimisme hingga kebijaksanaan, kesehatan, dan pengambilan keputusan. Diambil bersama-sama, upaya ini menggambarkan banyak penelitian tentang fungsi manusia yang optimal yang meluas di luar fokus yang lebih khas, terutama di antara psikologi terapan, pada “apa yang salah” di manusia, termasuk cacat psikologis, fisik, dan pendidikan. Seligman dan tokoh lainnya di lapangan telah menekankan bahwa penelitian dasar dan aplikasi psikologi positif tidak dimaksudkan untuk menggantikan penekanan yang lebih tradisional pada masalah (dan pencegahan dan perbaikannya), melainkan untuk melengkapi keilmuan tersebut dengan memastikan bahwa perhatian yang sama dicurahkan pada pengakuan dan promosi aspek positif di dalam kehidupan individu, kelompok, dan lingkungan mereka. psikologi positif tidak konsisten dengan orientasi kualitas hidup yang positif (Schalock & Alonso, 2002). Orientasi kualitas hidup juga perspektif yang sangat global yang berfungsi sebagai gagasan kepekaan dan konstruksi sosial yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja menyeluruh untuk membuat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat (Schalock & Alonso, 2002). Indikator psikologi positif, yang melibatkan kekuatan minat pribadi individu (yaitu fisik, kognitif, atau sosial-emosional), terdaftar di sepanjang sumbu vertikal; yaitu, di sebelah kiri sisi matriks. Jadi dapat disimpulkan psikologi positif merupakan sebuah konsep yang lebih menekankan hal-hal positif dibandingkan hal-hal negative.
Konsep Kebahagian
Kebahagiaan adalah pengalaman emosi positif yaitu kesenangan yang dikombinasikan dengan perasaan akan makna dan tujuan yang lebih dalam (Achor, 2010). Kebahagiaan adalah keadaan mental atau emosional terhadap kesejahteraan yang dicirikan oleh emosi yang menyenangkan. Mulai dari kepuasan hingga kegembiraan yang intens. Ini mengacu pada bagaimana manusia menilai kualitas hidup yang mencakup reaksi emosional dan penilaian kognitif (Kaipa, Paul, Satpathy & Epari, 2017; Kalvans, 2012). Kebahagiaan merupakan proses memaknai dan merupakan suatu kecenderungan atau bersifat bawaan, dan cenderung bersifat stabil atau menetap, walaupun pada dasarnya bisa terjadi perubahan dalam kehidupan seseorang. Konteks kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan dalam hidup pada dasarnya berpusat dari individu. (Moningka, 2019). Kebahagiaan merupakan suatu konsep yang menggambarkan kondisi individu ketika mengarahkan perasaannya pada hal yang positif dan memanfaatkan karakter positif yang dimiliki untuk memaknai peristiwa yang dijalaninya dalam kehidupan sehari-hari (Irianto & Subandi, 2015). Kebahagiaan juga dikonseptualisasikan sebagai pengalaman batin yang positif, kesejahteraan yang tinggi, dan motivator utama bagi semua perilaku manusia (Lu, Gilmour, & Kao, 2001; Bekhet, Zauszniewski, & Nakhla, 2008).
Kebahagiaan memiliki dua arti yaitu kata kebahagiaan dapat mengacu pada suatu perasaan gembira, senang atau puas dan kebahagiaan adalah hidup yang memuaskan dan bermakna (Harris, 2011). Kebahagiaan dapatlah diartikan sebagai adanya perasaan positif, seperti perasaan bahagia dan pikiran yang mengarah pada kepuasan hidup (Diener, & Biswas-Diener, 2008). Kebahagiaan merupakan emosi positif yang bersifat subjektif dan sangat bergantung pada masing-masing individu mendefinisikannya dalam kehidupan (Synder & Lopez, 2007). Kebahagiaan merupakan penilaian individu terhadap keseluruhan kualitas hidupnya (Schimmel, 2009). Kebahagiaan merupakan kesenangan yang memiliki komponen indrawi yang jelas dan komponen emosi yang kuat atau biasa disebut perasaan dasar (Ashari & Dahriyanto, 2016). Kebahagiaan juga didefinisikan sebagai keunggulan afek positif atas afek negatif dan sebagai kepuasan hidup yang menyeluruh (Argyle, Martin, & Crossland, 1989). Kebahagiaan sebagai derajat terhadap kualitas hidup yang menyenangkan dari seseorang (Veenhoven, 1995). Kebahagiaan merupakan suatu hal yang menyenangkan, suka cita, membawa kenikmatan serta tercapainya sebuah tujuan (Snyder & Lopez, 2007). Kebahagiaan dari perspektif psikologis yaitu adanya perasaan senang pada suatu waktu, kebahagiaan episodik, atau kebahagiaan sesaat. Hal ini terwujud pada orang yang menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan hidup. Bentuk kebahagiaan dipahami sebagai suatu kondisi emosional yang memiliki kecenderungan untuk merespon peristiwa kehidupannya sesuai dengan makna tertentu. Bentuk kebahagiaan melibatkan kondisi emosi positif dan minimnya respon emosi negatif (Raibley, 2012). Untuk mewujudkan kebahagiaan, seseorang harus memiliki perasaan positif melalui emosi positif, merasa senang pada masa sekarang, dan memiliki sikap optimis terhadap masa depan. Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati yaitu memanfaatkan kekuatan karakter yang ada dalam pekerjaan, cinta, aktivitas bermain, dan kepengasuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagian
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa Bahagia adalh sebagai berikut:
1. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik berkontribusi sekitar 40-50% terhadap kebahagiaan seseorang. Ini berarti bahwa beberapa orang mungkin lebih cenderung merasa bahagia karena faktor bawaan. Namun, ini tidak berarti bahwa lingkungan dan tindakan tidak berpengaruh. Faktor genetik hanya memberikan kecenderungan dasar, sementara lingkungan dan tindakan seseorang memainkan peran yang sangat penting.
2. Lingkungan Sosial
Hubungan sosial yang sehat dan kuat adalah salah satu faktor terpenting dalam kebahagiaan. Orang yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga, teman, dan komunitas cenderung lebih bahagia. Dukungan sosial memberikan rasa aman, cinta, dan rasa diterima, yang semuanya penting untuk kesejahteraan emosional.
3. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga mempengaruhi kebahagiaan, tetapi pengaruhnya tidak sebesar yang sering diperkirakan. Studi menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, peningkatan pendapatan tidak lagi secara signifikan meningkatkan kebahagiaan. Sebaliknya, cara seseorang mengelola uang dan bagaimana mereka menilai keberhasilan materi mereka lebih berpengaruh.
4. Kesehatan
Keseha tan fisik dan mental sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan. Kondisi kesehatan yang baik memungkinkan seseorang untuk menikmati hidup dan melakukan aktivitas yang mereka sukai. Sebaliknya, penyakit atau kondisi kesehatan yang buruk dapat menjadi hambatan besar untuk merasakan kebahagiaan.
5. Sikap dan Pandangan Hidup
Sikap dan pandangan hidup seseorang juga memainkan peran penting dalam kebahagiaan. Orang yang memiliki pandangan hidup positif, optimis, dan bersyukur cenderung lebih bahagia. Sebaliknya, pandangan hidup yang pesimis dan cenderung negatif dapat mengurangi perasaan bahagia.
Cara Mencapai Kebahagiaan
Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perasaan bahagia. Berikut adalah beberapa strategi yang terbukti efektif:
1. Bersyukur
Praktik bersyukur dapat meningkatkan kebahagiaan secara signifikan. Menghargai apa yang dimiliki, baik itu hal-hal kecil maupun besar, dapat membantu seseorang fokus pada aspek positif dalam hidup mereka. Menulis jurnal syukur setiap hari bisa menjadi cara yang baik untuk memulai.
2. Menjalin Hubungan Sosial yang Baik
Membangun dan memelihara hubungan sosial yang kuat sangat penting untuk kebahagiaan. Luangkan waktu untuk keluarga dan teman-teman, dan cobalah untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang menyenangkan. Dukungan sosial dapat memberikan rasa aman dan meningkatkan perasaan bahagia.
3. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
Olahraga teratur, pola makan sehat, dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kesehatan yang baik memungkinkan seseorang untuk menikmati hidup dan mengatasi stres dengan lebih baik. Selain itu, menjaga kesehatan mental melalui meditasi, relaksasi, atau terapi juga sangat penting.
4. Mengejar Tujuan dan Passion
Mengejar tujuan yang bermakna dan passion dapat memberikan rasa tujuan dan kepuasan dalam hidup. Temukan apa yang Anda cintai dan cobalah untuk melibatkan diri dalam aktivitas tersebut. Pencapaian tujuan dapat memberikan perasaan bangga dan puas yang mendalam.
5. Mengembangkan Sikap Positif
Mengembangkan sikap positif dan optimis dapat membantu meningkatkan kebahagiaan. Cobalah untuk melihat sisi baik dari setiap situasi dan hindari pemikiran negatif yang berlebihan. Latihan meditasi dan mindfulness juga bisa membantu mengembangkan pandangan hidup yang lebih positif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kebahagiaan adalah pengalaman emosi positif yaitu kesenangan yang dikombinasikan dengan perasaan akan makna dan tujuan yang lebih dalam (Achor, 2010). Kebahagiaan adalah keadaan mental atau emosional terhadap kesejahteraan yang dicirikan oleh emosi yang menyenangkan. Sedangka Psikologi positif adalah studi ilmiah tentang apa yang baik dan positif dalam hidup, dari lahir sampai mati dan membuat hidup paling berharga untuk dijalani. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa bahagia seperti faktor genetik, lingkungan sosial, keadaan ekonomi, kesehatan dan sikap dan pandangan hidup Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perasaan bahagia seperti bersyukur, menjalin hubungan sosial yang baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, mengejar tujuan dan passion dan mengembangkan sikap positif.
DAFTAR PUSTAKA
Achor, S. 2010. The happiness advantage: the seven principles of positive psychology that fuel success and performance at work. New York: Crown Business. ISBN: 978-0-307-59156- 2
Argyle, M., Martin, M., & Crossland, J. 1989. Happiness as a Function of Personality and Social Encounters. In J. P. Forgas, & J. M. Innes (Eds.), Recent Advances in Social Psychology: An International Perspective (pp. 189-247). North-Holland: Elsevier Science Publishers B.V.
Diener, E. & Biswas-Diener, R. 2008. Happiness: Unlocking the Mysteries of Psychological Wealth. Malden, MA: WileyBlackwell.
Harris, R. 2011. The Happiness Trap: Hati-hati dengan kebahagiaan anda. Terjemahan Krismariana. Yogyakarta: Kanisius.
Irianto & Subandi. 2015. Studi Fenomenologis Kebahagiaan Guru di Papua. Gadjah Mada Journal Of Psychology Volume 1, No. 3, September: 140 – 166 ISSN: 2407-7798.
Kaipa, S., Paul, K.K., Satpathy, A., & Epari, V. 2017. Are dentists happy? A study among dental practitioners in coastal Andhra Pradesh using subjective happiness scale. Indian Journal of Dental Research, 28, 604-608.
Kalvans E. 2012. Problem of phenomenon of happiness in perspective of today’s positive psychology. Adv Res Sci Areas, 1, 877‐883.
Lu, L., Gilmour, R., & Kao, S. 2001. Cultural values and happiness: An East-West dialogue. The Journal of Social Psychology, 141 (4). 477-493.
Moningka, C. 2019. Bekerja dengan Bahagia. http://buletin.kpin.org/index.php/daftar-artikel/447-bekerja-denganbahagia. Vol.5. No. 15. Agustus. I
Praptomojati, A. (2018). Dinamika psikologis remaja korban perceraian: sebuah studi kasus kenakalan remaja. Jurnal ilmu perilaku, 2(1), 1-14.
Tanjung, A., Simaremare, C., Putri, D., Attar, F., & Ediyono, S. (2023). Konsep Kebahagiaan Menurut Psikologi Positif.
Wardani, L. M. I., & Amalia, L. (2020). Psikologi Positif: Sebuah Cara dalam Memandang Ilmu Psikologi. Aplikasi Psikologi Positif: Pendidikan, Industri, Dan Sosial, 1.