ROTE NDAO – METROPAGINEWS.COM || Sejarah baru lahir bagi dunia peternakan di Nusa Tenggara Timur. Domba Rote, ternak khas Pulau Rote dengan ciri morfologi unik dan keaslian genetik yang terjaga, resmi ditetapkan sebagai rumpun ternak nasional atau aset genetik bangsa.
Pengakuan ini dituangkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 642/Kpts./HK.150/M/08/2025. Keputusan tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Rote Ndao, tetapi juga menjadi tantangan sekaligus dorongan bagi dunia akademik untuk menjaga kelestariannya.
Sebagai tindak lanjut, tim dari Program Studi Sains Veteriner Magister dan Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat sekaligus penelitian di Kabupaten Rote Ndao.
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Peternakan Kabupaten Rote Ndao yang diberikan langsung oleh Kepala Dinas, Hermanus Haning, S.Pt., bersama jajaran dokter hewan. Dukungan tersebut menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah untuk menjaga keberlangsungan Domba Rote sebagai warisan genetik yang bernilai tinggi.
Kegiatan pengabdian berlangsung pada Jumat, 19 September 2025, di Desa Ofalangga, Kecamatan Pantai Baru. Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Peternak dalam Mengelola Kesehatan Domba Rote”, acara ini dihadiri oleh sekitar 30 peternak yang antusias menyimak materi dan mengikuti pendampingan.
Suasana interaktif terlihat jelas ketika para peternak berdialog langsung dengan tim akademisi Undana untuk memahami lebih jauh manajemen kesehatan ternak mereka.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Tim pengabdian terdiri dari sembilan orang yang terbagi atas enam dosen dan tiga mahasiswa. Para dosen yang terlibat adalah drh. Meity Marviana Laut, M.V.St yang membawakan materi mengenai penyakit akibat bakteri; Dewi Djungu, S.Pt., M.Si yang membahas penyakit akibat parasit; drh. Nancy D.F.K. Foeh, M.Si yang mengulas manajemen kesehatan hewan; serta drh. Larry Richard Wellem Toha, M.Sc, dan drh. Fhady Risckhy Loe, M.Si yang juga turut memberikan pendampingan teknis di lapangan. Sementara itu, tiga mahasiswa yang ikut ambil bagian adalah Michaelis Conchita Fatima Hoban, Ermelinda Ue Repi, dan Dandy Prakameng.
Selain pengabdian, tim Undana juga melaksanakan penelitian Riset Unggulan dengan judul “Profiling Penyakit Ektoparasit dan Endoparasit pada Domba Rote.” Penelitian ini digelar di tiga kecamatan dengan populasi domba terbesar, yakni Pantai Baru, Rote Timur, dan Rote Barat Daya.
Sebanyak 290 ekor domba dijadikan sampel penelitian untuk mengidentifikasi parasit yang menginfeksi ternak khas Rote tersebut. Penelitian ini diketuai oleh drh. Putri Pandarangga, MS., Ph.D., selaku Koordinator Program Studi Sains Veteriner Magister Undana.
Ia menegaskan bahwa riset ini sangat penting dilakukan, mengingat kasus infestasi cacing hati atau Fasciola sp. telah beberapa kali dilaporkan menyebabkan kematian pada Domba Rote. “Profiling parasit menjadi dasar intervensi kesehatan ternak yang lebih tepat, sehingga data ilmiah ini diharapkan mendukung kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) bagi pemerintah daerah,” ujarnya.
Kolaborasi antara kegiatan pengabdian dan penelitian ini menjadi bukti bahwa Undana tidak hanya berperan sebagai institusi akademik, tetapi juga hadir nyata mendampingi masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga aset genetik bangsa.
Harapannya, program ini dapat meningkatkan produktivitas Domba Rote, memperkuat keberlanjutan usaha peternakan, serta membawa kesejahteraan lebih baik bagi para peternak di Kabupaten Rote Ndao.*
(Alberto L)


Komentar Klik di Sini