MANGGARAI BARAT NTT – METROPAGINEWS COM || Osis SMAS St Klaus Werang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar seminar dengan Tema “Moderasi Beragama, orang muda dan bonus demografi”.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (8/2/2024) di Aula SMAS St.Klaus Werang. Seminar ini juga di selingi dengan atraksi musik band OSIS SMAS St. Werang.
Turut hadir dalam Seminar ini, sejumlah 500-an siswa dan guru SMAS St. Klaus Werang, Narasumber Rm.Dr.Hironimus Bandur, Dosen Stipas Ruteng bersama Mahasiswa St. Sirililus Ruteng.
Kepala Sekolah SMAS St.Klaus Werang, Rm. Ivan Selman, S.Fil.,M.pd sebagai pihak inisiator seminar mengatakan bahwa, kegiatan ini sangat penting bagi dinamika iklim akademik di SMAS st.klaus Werang. terutama menyadarkan peserta didik tentang pentingnya sikap moderasi dalam beragama.
“Peserta didik agar mempersiapkan untuk menyikapi perbedaan agama, ras dan etnik di Indonesia”,ujarnya.
Lembaga juga sangat berterimakasih kepada Rm.Dr. Hironimus Bandur yang telah bersedia membagikan pengetahuan melalui seminar ini.
Sementara itu menurut narasumber utama, Rm.Dr.Hironinus Bandur mengatakan bahwa Seminar dengan tema “moderasi beragama, orang muda dan bonus demografi” menegaskan beberapa hal penting:
Pertama, Secara umum hubungan antaragama dan aliran keagamaan baik di nasional maupun global selalu fluktuatif, panas – dingin, akrab-berjarak, dapat ada bersama tetapi kurang padu, dan sejenisnya.
Atmosfer semacam dapat terjadi dalam konteks nasional dan lokal walaupun bersifat sporadik.
Kedua, konsep dan gerakan moderasi beragama dipromosikan agar orang-orang muda tidak terjebak dalam cara beragama yang ektstrim ke Kiri (liberal – sekularitik) atau ekstrim ke kanan (radikal fundamentakistik).
Ketiga, peserta didik SMAS St.Klaus Werang adalah orang muda yang merupakan orang-orang penting pada era bonus demografi Indonesia pada 2030-an sampe 2045 kedepan.
Denga kata lain, mereka adalah pemegang kendali peradaban bangsa ini.
“Jika tidak dipersiapkan dengan baik, termasuk soal cara beragama, jangan sampai bonus demografi tidak dialami sebagai sebuah berkat, sebaliknya sebuah kutukan”, katanya.
Sementara itu, Narasumber tambahan lainnya (mahasiswa) Fransiska, Ernestin dan Rivan, masing-masing menegaskan semacam best-practise penanaman nilai moderasi beragama pada lembaga pendidikan negeri, swasta di kota Ruteng dan pada masyarakat pemukiman Muslim, Katolik di Reo.
Kegiatan seminar ini ditutup dengan Closing- statement narasumber utama Rm.Dr.Hironimus Bandur yang isinya adalah ajakan kepada segenap Sivitas akademika SMAS St. Klaus Werang yang berada diantara keluarga dan masyarakat muslim agar menjadi promotor moderasi beragama.
“Marilah kita menjadi promotor moderasi beragama internal pun juga eksternal”,Pungkas Rm.Dr. Hironimus Bandur.*