KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Mengisi jeda pasca ujian bukan semata tentang melepas penat hasil perjuangan di ruang kelas, melainkan juga momentum bagi sekolah untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang esensial (10/06/2025).
SDN 1 Ngreden telah memanfaatkan waktu tersebut dengan menggelar program sosialisasi anti bullying yang bekerja sama dengan Yupi, produsen permen ternama yang dikenal memproduksi cemilan berbahan sari buah dan halal untuk anak. Kegiatan ini dirancang untuk mengkombinasikan edukasi dan permainan dalam rangka mengasah kesadaran anak akan bahaya bullying serta mengajak mereka berani bersuara jika terjadi ketidakadilan.
Kegiatan class meeting yang biasanya menjadi agenda pasca ujian kini disulap menjadi ajang kreatif yang menghubungkan aspek belajar dengan hiburan. Sesuai dengan visi pendidikan yang holistik, program ini tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter. Dengan mengintegrasikan sesi permainan interaktif yang dipandu oleh tim SPG Yupi, anak-anak diberikan kesempatan untuk mengenali berbagai bentuk perilaku bullying melalui pendekatan yang menyenangkan dan mudah dipahami. Ini merupakan respons terhadap fenomena bullying yang saat ini semakin meningkat di lingkungan sekolah dasar, sehingga pendidikan sejak dini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari perilaku tersebut.
Kepala Sekolah SDN 1 Ngreden, Ibu Rantinah, menyambut inisiatif ini dengan antusias dan penuh keyakinan. Menurutnya, “Program ini merupakan inovasi penting dalam mendidik generasi muda agar tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga memiliki integritas dan empati yang tinggi.” Rantinah menambahkan bahwa pendekatan yang memadukan edukasi dengan permainan merupakan metode efektif untuk membuat anak-anak lebih mudah memahami konsep anti bullying. “Anak-anak belajar dengan cara bermain dan bercanda. Namun, dibalik keceriaan itu terselip pesan mendalam yang mengajarkan mereka untuk membedakan perilaku yang tepat dan yang dapat melukai perasaan teman-temannya,” ujarnya dengan nada penuh harapan.
Keputusan untuk menerima tawaran kerja sama dari Yupi tidak lepas dari keprihatinan Kepala Sekolah terhadap semakin maraknya kasus bullying di kalangan siswa. Rantinah segera memberikan ACC atas program ini karena dirinya meyakini bahwa pendidikan karakter harus dibentuk sejak dini. Menurutnya, “Kami harus menanamkan pada anak bahwa setiap tindakan kekerasan, sekecil apapun, harus ditanggapi dengan keberanian untuk melaporkannya kepada guru atau pembina sekolah. Ini penting untuk mencegah terjadinya eskalasi yang dapat mengganggu keharmonisan lingkungan belajar.” Optimismenya tercermin dalam harapan agar kegiatan seperti ini dapat dijadikan standar operasional di setiap sekolah, sehingga nilai keadilan dan solidaritas dapat tumbuh subur di hati setiap siswa.
Selaras dengan visi tersebut, tim SPG Yupi menjalankan kegiatan ini dengan penuh semangat dan kehangatan. Mereka tidak hanya menyampaikan materi-materi edukatif mengenai bullying, tapi juga mengajak anak-anak untuk terlibat aktif dalam permainan yang menekankan perbedaan antara perilaku positif dan negatif. Pendekatan yang sederhana dan menyentuh hati itu berhasil menciptakan suasana yang kondusif untuk diskusi terbuka di antara para siswa. Anak-anak tampak antusias, tidak hanya karena permainan yang seru, tetapi juga karena pesan moral yang disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Mereka pun diajarkan untuk selalu peka terhadap tanda-tanda perilaku tidak adil dan diajak untuk berani mengungkapkan kekhawatiran mereka.
Di balik keberhasilan kegiatan ini, Kepala Sekolah Rantinah merasa bangga sekaligus optimis. Dirinya yakin, “Dengan sinergi antara pihak sekolah dan masyarakat, seperti kerjasama dengan Yupi ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan inklusif bagi anak-anak. Pendidikan karakter ini bukan hanya untuk masa sekolah, tetapi juga bekal kehidupan ketika mereka menghadapi dunia yang lebih besar.” Rantinah mengharapkan agar setiap anak yang melewati gerbang sekolah dapat tumbuh menjadi pribadi yang selalu menghargai sesama, memiliki empati tinggi, dan tidak segan untuk berbicara lantang ketika menyaksikan ketidakadilan.
Melalui kegiatan yang memadukan edukasi dengan hiburan, anak-anak tidak hanya mendapatkan pemahaman mendalam tentang bahaya bullying, tetapi juga mengenal lebih jauh mengenai produk-produk yang sehat dan inovatif. Dengan begitu, program ini tidak hanya menyuguhkan pelajaran moral, namun juga menanamkan nilai positif mengenai gaya hidup yang sehat. Kepala sekolah pun percaya bahwa upaya edukatif seperti ini merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang cerdas, peduli, dan lahir sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.
Inisiatif sosialisasi anti bullying bersama Yupi di SDN 1 Ngreden, Klaten merupakan langkah strategis yang telah mengukir harapan baru bagi dunia pendidikan. Dengan semangat dan ketulusan dari seluruh pihak, semoga nilai-nilai luhur yang disematkan dapat terus melekat dalam diri para siswa dan menjadi pondasi bagi masa depan yang lebih baik. Ibu Rantinah, melalui komitmennya, terus mendorong agar kolaborasi-kolaborasi serupa dapat berkembang demi menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan penuh keadilan.
( Pitut Saputra )
Komentar Klik di Sini