KLATEN – METROPAGINEWS.COM || Keberhasilan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, dalam mengelola potensi wisata dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi magnet bagi dunia akademik. Pada Jumat (1/8/2025), tim riset dari STIE Ganesha Jakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) di desa tersebut sebagai bagian dari riset terkait pengelolaan keuangan desa yang dinilai sukses secara nasional.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025, dengan tujuan menggali praktik baik (best practices) dalam tata kelola desa berbasis ekowisata dan ekonomi kerakyatan.
Ponggok, Desa Percontohan Nasional
FGD yang dipandu oleh Rasmawati selaku moderator ini dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain:

Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhiyanto
Camat Polanharjo Drs. Muh Prihadi
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan & SDM Slamet
Perwakilan Disbudporapar Klaten
Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono beserta perangkat desa
Perwakilan UMKM dan Tokoh Masyarakat Desa Ponggok
Mahasiswa dan akademisi STIE Ganesha Jakarta
Tim pengelola BUMDes Tirta Mandiri Ponggok
Dalam sambutannya, Camat Polanharjo menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan riset ini.
“Kami mendukung penuh agar kemajuan Desa Ponggok dapat menjadi contoh nyata bagi desa-desa lainnya dalam pengelolaan keuangan dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Klaten menegaskan bahwa Ponggok merupakan desa yang tepat untuk dijadikan objek riset, mengingat kekuatan potensi wisata dan sumber daya alamnya yang dikelola secara kolaboratif dengan pelaku usaha dan investor.
“Banyak investor yang tertarik untuk turut mengembangkan pariwisata Ponggok. Ini merupakan kolaborasi luar biasa yang juga sejalan dengan visi Gubernur Jawa Tengah dalam memajukan desa melalui wisata berbasis masyarakat,” jelasnya.
BUMDes Ponggok, Inspirasi dari Desa untuk Indonesia
BUMDes Tirta Mandiri Ponggok, yang berdiri sejak tahun 2009, berhasil menjadi pionir dalam mengelola wisata berbasis air dan potensi desa lainnya. Pendapatan asli desa dari sektor ekowisata disebut berada di atas rata-rata nasional, menjadikannya acuan dalam riset pengelolaan keuangan desa.
STIE Ganesha Jakarta melalui riset ini berharap dapat merumuskan model tata kelola yang dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.
“Ini adalah bentuk keterbukaan dan transparansi pemerintah desa kepada pihak luar, terutama dunia akademik,” ujar Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono.
Ia juga berharap bahwa kedatangan tim riset dari kalangan perguruan tinggi dapat menjadi bahan kajian ilmiah yang terdokumentasi, sekaligus memperkuat posisi Desa Ponggok sebagai laboratorium lapangan pengembangan desa berbasis potensi lokal.
Penutup
Dengan terselenggaranya FGD ini, Desa Ponggok tidak hanya mengukuhkan diri sebagai desa wisata unggulan, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran inovasi tata kelola desa di Indonesia.
(Desi)


Komentar Klik di Sini