Rabu, Januari 15, 2025

Sikap Kaum Muda Dalam Melestarikan Budaya Lokal

Must Read
OPINI – METROPAGINEWS.COM || Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam budaya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kearifan lokalnya.

Kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan keseluruhan cara, ajaran serta kebiasaan yang lahir dari kebiasaan nenek moyang, yang dianggap baik dan harus dijaga serta diwariskan oleh generasi selanjutnya.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Namun perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi yang semakin pesat tentu membawa dampak bagi kebudayaan lokal kita. Kemajuan-kemajuan tersebut menjadikan manusia sibuk dengan kehidupannya sendiri dan menjadikan mereka lupa diri dan merasa keenakan dengan kemajuan yang ditawarkan tersebut serta menjadikan mereka kehilangan jadi dirinya.

Budaya lokal yang yang diwariskan pelan-pelan mengalami kemerosotan, dan masyarakat pelan-pelan menggantikan budaya lokal tersebut dengan budaya modern yang lebih menarik.
Perkembangan yang melesat dalam berbagai bidang tersebut membawa pengaruh buruk bagi kebudayaan lokal yang dimiliki Indonesia. Kebudyaaan lokal tersebut pelan-pelan akan hilang oleh sikap apatis yang ditunjukan oleh kaum muda.

Disisi lain modernisasi telah menciptakan lubang hitam yang menghilangkan berbagai kultur kebudayaan lokal dan menggantikannya dengan kebudayaan modern. Bahkan dalam perkembangan industri pariwisata saat ini, kepedulian dan kepekaan terhadap unsur-unsur kebudaayaan lokal kita seperti bangunan, busana, ritus, serta norma dan kebiasaan malah disalahgunakan hanya demi kepentingan sebagai komoditi ekonomi, tanpa adanya upaya untuk melestarikan nilai dan norma dibalik kebudayaan tersebut.

Dengan demikian, generasi muda dalam mengartikan kebudayaan tersebut dan menganggap bahwa kebudayaan tersebut dapat digantikan dengan kebudayaan yang lebih menarik.
Kepedulian dan kepekaan para kaum muda akan budaya lokal sangatlah minim. Hal ini diakibatkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak mampu dikendalikan oleh setiap individu. Selain itu, disebabkan oleh tak adanya local genius atau kecakapan lokal yang tak diinternalisasikan dengan baik oleh generesai muda. Sehingga menyebabkan setiap kaum muda zaman ini tak mampu menfilterisasikan kebiasaan atau kebudayaan yang datang dari luar yang tak sesuai dengan kebudayaan lokal yang kita miliki. Tak heran jika kebudayaan tersebut membawa dampak negatif bagi kebudayaan lokal yang kita miliki.

Berhadapan dengan situasi tersebut, kita sebagai kaum muda atau generasi muda yang merupakan subjek dari kebudayaan itu harus segera mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan dari kebudayaan lokal yang kita miliki. Kita sebagai kaum muda tentu harus menjadi contoh bukan malah terlena atau membiarkan kebudayaan baru tersebut meruntuhkan atau menggerus kebudayaan lokal kita yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

Di satu sisi kita terbuka dengan kebudayaan baru tersebut dan menjadikan budaya tersebut sebagai kekayaan negara kita, namun kita juga tidak boleh melupakan kebudayaan lokal kita sendiri. Jangan sampai kita sendiri yang dipengaruhi oleh kebudayaan tersebut dalam hal ini berkaitan dengan pengaruh negatif dari kebudayaan modern tersebut.

Sebagai kaum muda harus mampu membangun kembali kesadaran masyarakat mengenai kekayaan kebudayaan lokal kita, agar senantiasa dijaga dan dilestarikan. Sehingga generasi selanjutnya juga masih bisa merasakan dan juga menikmati kebudayaan lokal tersebut. Saya tidak mengspekulasi bahwa kita harus menjadi negara yang tertutup dengan kemajuan yang ada, tetapi kita dengan rendah hari menerima kamujuan tersebut, namun jangan sekali-kali kita melupakan kebudayaan lokal kita.

Untuk membangun kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya lokal kita, maka saya mencoba mengajukan beberapa hal yang sekiranya dapat membantu kaum muda dalam menyikapi kemerosotan nilai kebudayaan lokal kita.
Pertama adalah kebijaksanaan. Kebijakasanan yang dimaksudkan adalah bijak dalam menyikapi kemajuan teknologi yang pesat saat ini. Kebijaksanaan juga dibutuhkan bagi kaum muda dalam menyikapi kebudayaan baru yang saat ini mempengaruhi kebudayaan lokal kita. Kaum muda harus mampu untuk memilih dan memilah kebudayaan mana saja yang dapat kita toleransi dan tidak terlalu menyimpang dengan kebudayaan lokal kita.

Namun melihat realita yang terjadi di zaman ini bahwa masyarakat Indonesia mulai menghidupi gaya kebarat-baratan, dalam hal ini masyarakat tersebut telah dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan baru yang hadir tersebut. Mulai dari cara berbusana, relasi sosial yang cenderung individual serta hal-hal lain yang tentu tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai kebudayaan lokal kita. Untuk itu sebagai kaum muda harus bijak dalam mengatasi, serta menyikapi sikap-sikap tersebut.

Budaya yang kita terima tidak semata-mata hadir dan berkembang dalam kebudayaan lokal kita, namun bagaimana kita tetap berpendirian yang kuat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal kita agar tidah hilang dan punah.
Kedua adalah mencintai budaya daerah. Mencintai diartikan sebagai bagaimana kaum muda menjaga dan merawat budaya-budaya daerah dengan penuh kesadaran dan dengan hati.

Misalnya Tarian caci. Tarian caci merupakan budaya daerah Manggarai yang memiliki makna sakral yang khas. Kemudian tugas kaum muda adalah dengan menceritakan, merawat, mengajarkan serta merealisasikan nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam tarian caci tersebut, sehingga generasi selanjutnya dapat mengetahui serta dapat menikmati kekayaan kebudayaan lokal kita.
Ketiga adalah kerja sama. Dalam hal ini setiap kaum muda bekerja sama dalam manjaga dan melestarikan budaya lokal kita. Kaum muda bekerja sama dalam menciptakan suatu inovasi baru guna melestraikan budaya lokal, misalnya membuat sebuah aplikasi khusus untuk menjual barang-barang kebudayaan lokal, seperti batik atau tenunan songket.

Bisa saja para kaum muda menciptakan suatu karya seperti membuat baju, topi, tas dan barang-barang lain yang bermotif songket kemudian dijual pada aplikasi khusus tersebut. Hal ini dapat membantu melestarikan kebudayaan lokal kita.
Ketiga point tersebut dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi kaum muda dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam manjaga dan melestarikan kebudayaan lokal kita. Dan sekiranya dapat membantu para kaum muda dalam merealisasikan budaya tersebut dalam kehidupan mereka dan mampu mengimbangi antara porsi budaya lokal dan budaya modern.


Oleh : Marika Petrasya Adella
SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo

Facebook Comments

Latest News

Mendagri Tito Karnavian dan Menteri PKP Kungker di kota Tanggerang

TANGGERANG BANTEN- METROPAGINEWS.COM ll Penjabat (Pj) Gubernur Banten A Damenta mendampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menteri...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463