Sabtu, November 30, 2024

Kukuhkan Profesor Meksi Ndii dan Profesor Anton Ola, Rektor Maxs Sebut Undana Butuh 135 Guru Besar

Must Read

KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali mengukuhkan 2 (dua) orang Guru Besar. Dua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Meksianis Zadrak Ndii, S.Si., M. Math.Sc., Ph. D pada bidang Ilmu Matematika Terapan, dan Prof. Dr. rer. nat. Antonius Rolling Basa Ola, S.Si., M.Sc pada bidang Ilmu Kimia Bahan Alam pada Fakultas Sains dan Teknik (FST).

Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, di Gedung Graha Cendana, Jumat (14/7/2023). Sementara pengalungan Gordon Guru Besar dilakukan oleh Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,Ph.D.

Hadir pada kesempatan itu, sejumlah tamu undangan diantaranya, Gubernur NTT yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd, jajaran Forkompimda NTT, perwakilan Pemkot Kupang, perwakilan TNI/Polri, Kaban BNN NTT, BPKP NTT, Kepala LLDIKTI Wilayah XI, Ketua Dewas BLU Undana, perwakilan DPRD NTT maupun DPRD Kota Kupang, pimpinan Perguruan Tinggi, jajaran DWP Undana, beserta keluarga para Guru Besar dan tamu undangan lainnya.

Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc dalam sambutannya mengaku bangga, sebab sejak awal tahun 2023 hingga kini Undana telah menghasilkan 12 (dua belas) orang Guru Besar, terbanyak berasal dari FST. Menurut Prof. Maxs, pengukuhan kedua profesor tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan FST, tapi sangat membanggakan bagi Undana, bahkan seluruh masyarakat NTT maupun Indonesia.

Guru Besar kelas Internasional

Dihadapan tamu undangan yang hadir, Rektor Prof. Maxs memuji kualitas kedua profesor itu. “Kedua Guru Besar ini kita saksikan bersama riwayat perjalanan karir mereka, penelitian dan seluruh penghargaan yang mereka peroleh, mereka ini bukan hanya kelas Undana, tetapi kelas nasional bahkan internasional, bapak/ibu. Saya mengikuti audiens langsung dengan reviewer dari Kemendikbudristekdikti, dan mereka memberi pengakuan bahwa memang karya-karya penelitian dan publikasi kedua Guru Besar ini luar bisa,” beber Prof. Maxs.

Lebih lanjut Rektor Undana menyampaikan kepada kedua guru besar tersebut agar mengingat catatan yang diberikan reviewer. Pertama, profesor adalah satu jabatan fungsional akademik tertinggi di univeritas, harus menjadi lokomotif, tidak menjadi profesor yang hanya pandai untuk dirinya sendiri, tetapi harus menarik gerbong yang lain agar orang lain juga menjadi ilmuwan-ilmuwan yang hebat. “Dan disitulah value (nilai) sejati dari seorang profesor, saya yakin kita sama-sama ingat pesan itu,” tuturnya.

Butuh 135 Guru Besar

Rektor Undana menyebut, dengan pengukuhan dua profesor tersebut, hingga kini Undana telah mengukuhkan 48 Guru Besar dan memiliki 27 orang Guru Besar aktif, karena 19 orang telah memasuki masa purnabakti dan satu orang pindah ke perguruan tinggi lain. “Memang tahun ini kita akan kukuhkan 12 orang Guru Besar baru, dan orang akan kita kukuhkan dalam waktu yang tidak lama lagi,” ujar Prof. Maxs.

Meski demikian, jumlah Guru Besar Undana masih jauh dari ideal. Sebab, menurut Rektor Undana, jumlah Guru Besar ideal bagi Undana harus berkisar di angka 10-15 persen atau sebanyak 90-135 orang dari total jumlah dosen saat ini sebanyak 900-an orang.

“Sebagai gambaran, Universitas Gadjah Mada saat ini memiliki jumlah profesor terbanyak di Indonesia, sebanyak 397 orang, tapi karena jumlah dosen tetap 3000-an maka persentase baru mencapai 11 koma sekian persen, katakanlah 12 persen,” urai Prof. Maxs.

Sedangkan Perguruan Tinggi yang sudah mencapai jumlah profesor pada angka ideal adalah Universitas Hassanudin. “Meski jumlah lebih rendah dari UGM, yakni 331 orang, tapi jumlah dosen 2000-an, sehingga mereka sudah mencapai angka ideal 21 persen, Undana masih jauh dari itu,” beber Prof. Maxs.

Kukuhkan Profesor Meksi Ndii dan Profesor Anton Ola, Rektor Maxs Sebut Undana Butuh 135 Guru Besar
Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D mengalungkan Gordon Guru Besar kepada Prof. Dr. Meksianis Zadrak Ndii, S.Si., M. Math.Sc., Ph. D disaksikan Rektor dan seluruh anggota senat Undana.

BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan

Oleh karena itu, Rektor Undana menyebut, Undana saat ini tengah berjuang untuk meningkatkan jumlah Guru Besar. Sebab, menurutnya martabat dan reputasi univeritas tidak ditentukan oleh seberapa besar dan megah gedung-gedung atau fasilitas yang dimiliki, tetapi ditentukan oleh jumlah profesor disertai seberapa kuat dan tingginya produktifitas karya akademis dari para profesor.

“Karena itu kita berkomitmen untuk meningkatkan jumlah guru besar kita. Upaya-upaya terobosan sudah dilakukan dengan memberikan insensif dana penelitian maupun dana publikasi bagi teman-teman yang akan berproses ke Guru Besar,” imbuhnya.

“Data kami saat ini ada 30-an dosen sudah usul ke Kemendikbudristek untuk berporses menjadi profesor. Jadi, kita berdoa dari jumlah tersebut, sebagian bisa menjadi profesor, karena menjadi profesor ini prosedurnya juga sangat sulit, meski persyaratannya sepertinya gampang,” sambung Prof. Maxs.

Selain itu, lanjut Rektor Undana, saat ini sebanyak 200 orang lektor kepala Undana berpotensi diusul menjadi Guru Besar, dengan catatan mereka harus berada dalam jenjang pendidikan S-3 dan memiliki karya bereputasi, sementara itu terdapat 70-an rektor kepala yang sedang berposes dalam sistem pengusulan guru besar.

“Mudah-mudahan Undana bisa mengejar sehingga dalam waktu 3-4 tahun ke depan jumlah 10 persen bisa kita capai,” ujar Prof. Maxs optimis.

Pesan

Rektor Undana mengingatkan dua profesor tersebut agar mengigat pesan yang disampaikan Brus McFarlan bahwa profesor adalah pemimpin intelektual. “Oleh karena itu pesan kami selaku pimpinan universitas, dengan potensi yang ada seharusnya bapak berdua untuk fokus menjadi intelektual leaders. Jangan menghabiskan waktu untuk menjadi manajemen leader,” tuturnya.

Ia menambahkan agar kedua Guru Besar tersebut juga berperan untuk meningkatkan status akreditasi Prodi masing-masing. “Pesan saya, untuk Prof. Meksi, Guru Besar pertama di Prodi Matematika FST, menginfentarisir gerbong dosen untuk menjadi guru besar, dan kedua adalah meningkatkan akreditasi Prodi Matematika menjadi unggul. Apalagi Prodi Kimia, saat ini sudah memiliki 3 Guru Besar, harusnya akreditasi Prodi unggul,” tandas Prof. Maxs.

Prof. Dr. Meksianis Zadrak Ndii, S.Si., M. Math.Sc., Ph. D pada kesempatan itu menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Matematika: Suatu Perjalanan Abstrak dan Konkret dengan Membangun Kemungkinan-Kemungkinan.

Pada kesempatan selanjutnya Prof. Dr. rer.nat. Antonius Rolling Basa Ola, S.Si., M.Sc menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul: “Peranan Senyawa Kimia Bahan Alam dalam Penemuan dan Pengembangan Obat Modern.



(KaperwilNTT/Aberto L)

Facebook Comments

Latest News

Kolaborasi BNN – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga

JAKARTA - METROPAGINEWS.COM ll Kolaborasi BNN - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga. Keluarga...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463