OPINI – METROPAGINEWS.COM || Labuan Bajo saat ini menjadi salah satu sorotan nasional bahkan internasional khususnya dalam sektor pariwisata. Sektor pariwisata yang ada di labuan bajo, menjadikan labuan bajo terkenal hingga ke ajang internasional.
Sejak labuan bajo ditetapkan sebagai salah satu kota pariwisata super premium, Labuan bajo tidak pernah kesepian pengunjung baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Di lansir dari Kompas.com. Tercatat Dari Januari 2023 hingga Agustus 2023, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebanyak 104.236 wisatawan. Namun, laju pertumbuhan wisatawan di labuan bajo belum sepenuhnya didukung oleh SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang memadai.
Salah satu kendala SDM adalah bidang komunikasi dimana masyarakat labuan bajo belum sepenuhnya menguasai bahasa- bahasa asing selain bahasa inggris. Contoh kasus kendala bahasa adalah berita yang dikutip dari Detik.com, “Kendala Bahasa, Jenazah Turis China Terlantar di RS Labuan Bajo”, Jenazah turis asal China, Zhan Yanyang (39), yang tewas saat snorkeling di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/2/2024).
Jenazah Yanyang belum bisa diurus lantaran terkendala bahasa. Kasat Polairud Polres Manggarai Barat AKP I Wayan Merta mengatakan orang tua korban tidak bisa berbahasa Inggris. Di sisi lain, petugas Polairud Polres Manggararai Barat yang bisa berbahasa Inggris tidak bisa berbahasa Mandarin. “Kami masih di rumah sakit.
Jenazah belum bisa diformalin karena keluarga korban tidak bisa bahasa Inggris,” ungkap Merta Jumat sore. Dikutip dari Tribunflores.com,labuan bajo salah satu pelaku pariwisata mengatakan “Tamu banyak cuma kita keterbatasan di guide (bahasa Jerman) jumlahnya masih sangat terbatas di Labuan Bajo.
Guide tidak banyak, permintaan besar, banyak permintaan,” ungkap Adrianus dalam seminar bertajuk “ Peran Bahasa Jerman dalam Perkembangan Pariwisata NTT”. Berdasarkan berita-berita diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat labuan bajo belum sepenuhnya menguasai bahasa asing lain selain bahasa inggris sementara itu, wisatawan dari manca negara terus berdatangan dan wisatawan yang datang belum tentu bisa berbahasa inggris.
Oleh karena itu, pemerintah daerah mesti memperhatikan lebih lanjut dan lebih serius terkait kendala bahasa yang bisa berpotensi menjadi penghambat laju pariwisata yang ada di Labuan Bajo. Selain itu perlu adanya penambahan kelas atau les bahasa asing pada sekolah-sekolah ataupun les diluar sekolah di pusaran kota super premium ini. Hal ini pun dapat menjadi peluang bagi guru-guru bahasa asing untuk bisa membuka usaha private les bahasa asing tersebut.
Oleh : Cyrilla Alexandra Dianputri Rana Asal sekolah : SMK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo Jurusan: IPA
KARAWANG - METROPAGINEWS.COM || Mahasiswa KKN Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Tahun 2025 melaksanakan program kerja di Desa Bayurlor, Kecamatan...