OPINI – METROPAGINEWS.COM || Saat ini perkembangan zaman semakin modern yang diiringi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui perkembangan media sosial yang dapat memberikan berbagai informasi dari berbagai sumber. Hal tersebut dapat membawa pengaruh positif bagi konsumen jika menggunakannya dengan baik. Sehingga tak heran bahwa banyak anak-anak yang menggunakan teknologi dengan mahir dalam dunia masa terutama dibagian komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi terutama di media masa memberikan dampak yang baik karena dapat menyampaikan informasi dengan cepat. Teknologi informasi bukan hanya berdampak memberikan informasi dengan cepat tetapi mempermudah kita untuk memperkenalkan budaya ataupun mendapatkan informasi tentang budaya orang lain baik itu budaya dalam negeri maupun diluar negeri. Hal tersebutpun dapat berdampak bagi budaya yang ada di indonesia karena bisa mempengaruhi perkembangan budaya.
Salah satu budaya yang sangat berpengaruh bagi perkembangan budaya di indonesia yaitu budaya Korea. Saat ini industri K-Pop atau korean Pop sangat berkembang pesat dua dekade terakhir ini.
Budaya ini berkembang bukan hanya dinegaranya sendiri tetapi diberbagai negara, salah satu yang menjadi daya tarik budaya Korea yaitu musiknya. Salah satu negara yang paling banyak menyukai budaya Korea yaitu Indonesia. Pada tahun 2019 Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak men-tweet terkait artis KPop sepanjang tahun 2019 dan Indonesia mendapat peringkat ketiga setelah Thailand dan Korea Selatan.
K-Pop kepanjangan dari Musik Pop Korea yaitu musik yang berasal dari indonesia. Kecendrungan akan akan musik Kpop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari demam Korea diberbagai negara terutama Indonesia. Musik pop Korea pramodern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik Jepang yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal pop di Korea.
Berbagai produk budaya Korea mulai dari drama film, lagu, fashion, dan gaya hidup yang dapat menghipnotis masyarakat Indonesia terkhus para remaja yang semakin meniru budaya tersebut. Budaya ini juga lambat laun menghadirkan dampak negatif bagi para penggemarnya, dampak tersebut seperti gaya berpakaian yang cendrung kurang pantas. Saat ini gaya berpakaian yang menyerupai artis atau idol Korea kerap menjadi trend baruu yang tentunya sangat disukai oleh remaja-remaja yang ada di Indonesia.
Hal ini dikarenakan outfit-outfit yang mereka gunakan cendrung simple, unik namun masih memberikan kesan yang mewah membuat para remaja-remaja tertarik untuk memakai baju serupa dengan idolanya. Produk-produk korea sangat diminati oleh remaja indonesia sehingga membuat industri fashion memasuki pasar indonesia yang terletak dikota besar Jakarta. Tetapi tanpa mereka sadari bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan norma-norma adatistiadat yang lebih cendrung berpakaian lebih sopan.
Ini akan menjadi persoalan bagi budaya indonesia yang sudah ada sejak dahulu. Budaya indonesia lambat laun akan hilang karena masyrakat terutama para remaja lebih tertarik dengan budaya orang lain dari pada budaya sendiri. Kecintaan terhadap budaya sendiri sangat minim dari pada budaya dari luar sehingga membuat para remaja menjadi fanatik dengan budaya korea. Kalau bisa dibandingkan untuk para remaja tentang pengetahuan budaya, pasti mereka akan lebih tahu tentang budaya dari luar dari pada budaya sendiri.
Cara berbicara juga merupakan pengaruh negatif dari budaya korea bagi remaja. kita bisa lihat ketika remaja berbicara dalam bahasa Korea, pasti kebanyakan tidak mengerti dengan artinya. Mereka tertarik bahasa korea hanya karena cara pengucapannya bagus sehingga tanpa disadari kata-kata yang diucapkan memiliki arti negatif, hal tersebut seperti pabo artinya bodoh, shibal artinya sialan, parat, bajingan. Kata-kata ini membuat para pendengar yang tidak mengerti malah menirunya sehingga bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu, untuk menghidari hal tersebut kita perlu mempelajari lebih dalam budaya sendiri baru budaya orang lain supaya pengetahuan tentang budaya sendiri lebih maksimal ataupun menghadirkan lagi mata pelajaran MULOK ( Muatan Lokal) dalam dunia pendidikan supaya pengetahuan remaja tentang budaya sendiri tidak minim dan bukan cuma itu peran dari pemeritah juga sangat perlu dalam melestarikan budaya sendiri yaitu dengan lebih mengutamakan produk-produk lokal dari pada produk dari luar serta mengkreasikan budaya lokal supaya lebih menarik sehingga membuat para remaja lebih tertarik dengan budaya indonesia dari pada budaya Korea.
Oleh: Novia Selviana Maria SMAK Seminari St. Yohanes paulus II Labuan Bajo
PULANG PISAU-METRO PAGI MEWS.COM || Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menggelar acara Orientasi Kompetensi Dasar...