MALANG – METROPAGINEWS.COM || Para petani di Dusun Bedali Blok Tanjung Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang mengeluh, diduga saluran air irigasi dibendung dialirkan ke tanah kas desa (TKD) atau Tanah Bengkok . Yang mengakibatkan sawah milik petani kekeringan dan gagal panen. Rabu (21/8/2024)
Patimah salah satu petani sawah kepada wartawan mengatakan, ada sekitar sepuluh orang lebih petani pemilik sawah di Blok Tanjung gagal panen yang ketiga kalinya. Karena saluran air ke sawah petani dibendung dialirkan ke lahan tebu tanah kas desa (TKD) atau tanah bengkok.
“Kami warga Bedali dimusim panen yang ketiga kalinya ini merasa prihatin, karena gagal panen akibat tidak adilnya jatah air dari kuwowo (Pengatur pembagian air ke lahan sawah petani ) yang hanya di alirkan ke lahan tanah bengkok atau tanah kas desa (TKD) saja , bahkan ada saluran air yang seharusnya mengalir ke sawah petani malah dibendung dialirkan ke lahan tebu tanah bengkok itu mas” ungkapnya.
“Kami berharap pihak terkait agar memikirkan nasib para petani yang mengalami kegagalan panen ini . Air irigasi harus dibagi rata ke sawah petani jangan dialirkan kelahan tebu milik tanah kas desa saja, siapa pemilik tebu yang berada di tanah kas desa tersebut sehingga menguasai air irigasi yang menyebabkan petani gagal panen ” keluh warga dengan nada geram.
Sementara Kepala Desa Sukorejo yang hendak dikonfirmasi oleh wartawan terkait hal tersebut tidak ada ditempat, hanya bertemu dengan sekdes ( Sekretaris Desa)
Menanggapi keluhan warga yang gagal panen akibat tidak kebagian aliran air tersebut sekdes mengatakan ,” ltu akibat debit air yang berasal dari Sumber Sira yang dikelola oleh dinas pertanian berkurang , untuk membesarkan aliran air pastinya tidak bisa karena induknya dari sumber. Sehingga hasil pertanian juga berkurang. Berbagai upaya non teknis seperti pembersihan bersama kelompok tani dan ritual sudah pernah dilakukan. Normalisasipun juga sudah dilaksanakan tinggal menunggu hasil setelah normalisasi seperti apa,” kata sekdes.
Terkait saluran air yang dibendung dialirkan ke tanah kas desa(TKD). Sekdes membantah !
“Tidak ada saluran air yang dibendung dan dialirkan ke tanah bengkok, itu karena kebiasan masyarakat saling membendung untuk mendapatkan air yang lebih banyak, seperti kucing-kucingan ketika air dialirkan dengan cara bergiliran ada saja yang membendung dialirkan kelahan sendiri. Maka siapa yang paling kuat tidak tidur untuk mengairi kelahanya sendiri , itu yang hasil panenya lebih banyak,” pungkasnya.
(Hb/S.Tanjung)