Sabtu, November 30, 2024

Sunan: Pasar Tradisional di Cilacap Masih Becek

Must Read
CILACAP – METROPAGINEWS.COM || Kegiatan kampanye Mohamad Sunan Arief masih mengunjungi (blusukan) di pasar tradisional di Cilacap.

Selain blusukan, Sunan ternyata juga mengkritisi kondisi lokasi pasar, berdialog dengan para pedagang, dan memborong beberapa bahan makanan untuk disantap bersama tim dan relawan yang menyertainya.

Seperti yang terjadi hari Minggu (28/1/2024), calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Gerindra Dapil VIII (Banyumas-Cilacap) nomor urut 2 saat mengunjungi Pasar Sidodadi (Pasar Sangkalputung), Sunan masih melihat kondisi pasar di tengah kota Cilacap itu masih becek, masih sempit, sehingga kebersihan perlu diperhatikan.

“Insya Allah kalau jadi anggota DPR, kita dorong Pemda untuk segera merevitalisasi pasar, biar pasar tidak kalah dengan pasar swalayan modern, tidak kalah sama mall. Yang kalau belanja di supermarket, yang tambah sugih pemiliknya,” kata Sunan.
Sunan: Pasar Tradisional di Cilacap Masih Becek
Sunan Arief ketika blusukan di Pasar Sidodadi Cilacap. (Foto: Estanto Prima Yuniarto)
Tapi di sini, katanya, pedagang tradisional yang harus kita dukung, karena ini tulang punggung ekonomi bangsa kita. “Mohon doanya, salam dua jari,” ujarnya.

Sunan prihatin pasarnya sudah mulai ketinggalan, sudah perlu dimodernisasi. “Pasar kalau hujan becek. Tadi aja nggak hujan saya lihat becek. Gangnya masih terlalu sempit, dan nggak rata. Udah becek, nggak rata, orang bisa gampang terpeleset.

Di Pasar Sidodadi, sebutnya, pelanggannya jadi berkurang karena banyak yang berjualan di jalan. “Ini kan kita harus perhatikan, biar mendapat perlakuan yang sama. Orang yang jual di dalam pasar ditarikin biaya macam-macam, ada retribusi, keamanan, kebersihan. Tapi yang jualan di luar pasar tidak ditarikin apa-apa, tapi bisa jualan,” ucapnya.

Sebab itu, Sunan menandaskan ini kita harus memberi keadilan kepada para pedagang. Ini yang menjadi perhatian.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

“Nanti kalau terpilih jadi anggota DPR, kita memperjuangkan aspirasi para pedagang. Pasar tradisional itu merupakan tulang punggung ekonomi. Karena semuanya pedagang kecil, UMKM,” ujarnya.

Sunan tidak memungkiri bahwa sekarang orang-orang lebih nyaman pergi ke mall, pergi ke swalayan. Padahal di situ harganya lebih mahal, nggak bisa ditawar pula. Tapi nyaman. Tempatnya terang, tempatnya bersih, adem. Jadi banyak pada lari ke sana.

Padahal kalau pergi ke mall maupun pasar swalayan modern, yang tambah kaya nggak ada pedagang kecilnya di situ.

“Makanya kita modernisasi pasar tradisional supaya orang mau kembali lagi ke pasar tradisional, agar pedagang kecil semuanya sejahtera, ekonominya bisa terangkat. Kalau ekonominya terangkat, insya Allah Cilacap secara umum bisa maju,” tegasnya.

Ditanya kiat memberantas korupsi, Sunan mengatakan sebagai anggota DPR, salah satu tugasnya adalah mengawasi kinerja pemerintah. “Kita akan pelototi anggaran yang diturunkan dengan hasil yang direalisasikan di tingkat kabupaten ini sebanding apa nggak. Kalau diturunkan nilainya 10 misalnya, dan hasilnya cuma 5, 5 lainnya ini ke mana? Saya juga mengajak masyarakat harus ikut aktif, kalau melihat ada penyelewengan atau dugaan penyelewengan agar segera dilaporkan,” katanya.
Sunan: Pasar Tradisional di Cilacap Masih Becek
Sunan Arief ketika blusukan di Pasar Sidodadi Cilacap. (Foto: Estanto Prima Yuniarto)
Paling gampang, imbuhnya, ya melalui anggota DPR agar bisa segera menindaklanjuti.

Pasar yang dia tinjau sangat perlu revitalisasi, Pasar Sidodadi perlu dijadikan maning sing anyar atau dimodernisasi. Harus terang, harus bersih. Dorong Pemda agar pasar ini jangan diberatkan, pasar ini dibagusin. Apalagi harga dinaikin lagi, itu kan kasihan. Pedagang yang jualan itu ditarik retribusi mahal.

“Memang sih ada biaya, tapi jangan memberatkan,” tutur Sunan.

Ditanya alasannya setiap selesai kegiatan selalu naik becak. “Saya dulu waktu kecil tinggalnya kan di Jalan Kauman sini. Selalu di depan rumah ada becak. Penarik becaknya ya itu-itu aja. Jadi, mereka semua punya tempat ngetemnya. Dan tukang becak itu selalu amanat. Sekarang tukang becak tinggal sedikit. Dulu kalau orang tua melepas anak naik becak, aman. Jalanan juga nggak seramai sekarang. Jadi saya melihat becak, di depan rumah sudah nggak ada becak lagi. Tadi saya lihat di pasar ada becak, jadi teringat masa kecil, jadi kangen naik becak. Sekarang becaknya tinggal sedikit. Mudah-mudahan becak masih bisa dipertahankan. Karena itu moda transportasi yang sangat diperlukan untuk para pelanggan pasar, salah satunya bebas polusi dan polisi,” tutupnya.



(Estanto)

Facebook Comments

Latest News

Kolaborasi BNN – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga

JAKARTA - METROPAGINEWS.COM ll Kolaborasi BNN - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga. Keluarga...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463