MANGGARAI TIMUR NTT – METROPAGINEWS.COM || Sebentar lagi Kabupaten Manggarai Timur (Matim), segera miliki gedung perpustakaan yang megah. Progres fisik pembangunan gedung Perpustakaan baru sudah mencapai hampir 75,61 persen. Pekerjaannya pun terus dikebut, sehingga target selesai alias rampung pada Desember 2023.
“Progres fisiknya sudah mencapai 75,61 persen. Dibangun 2 lantai, dan target selesai, minggu kedua Desember 2023. Batas akhir kontrak 31 Desember 2023,” ujar kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Matim, Yustinus Nanga melalui PPK, Mika Gibran, saat menerima kunjungan pejabat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) RI, Selasa (31/10).
Sebanyak 10 orang pejabat dari Kementerian PPN itu diterima oleh Wakil Bupati (Wabup) Matim, Siprianus Habur di Kantor Bupati Matim, Lehong, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong. Rombongan PPN dipimpin oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Amich Alhumami, juga Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan PPN, Joko Santoso.
Hadir juga saat itu, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Prokopim Setda Matim, dan sejumlah pejabat dan ASN dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Matim. Usai pertemuan di ruang rapat kantor Bupati Matim, kemudian lanjut pantau progres pembangunan fisik proyek gedung Perpustakaan yang berlokasi di Golo Lada, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong.
Lanjut Mika, pembangunan gedung perpustakaan daerah itu, menelan biaya sesuai kontrak sebesar Rp. 9.739.475.000, dan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Karya Dwi Putra, dan Konsultan pengawas CV. Bayu Pratama. Dipastikan proyek yang kerja mulai 6 Juli 2023 ini, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan akan tuntas sesuai dengan target.
Wabup Matim, Siprianus Habur, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat melalui Kementerian PPN atas kunjunganya di Matim. Juga terima kasih karena telah mengalokasi anggaran ke kabupaten Matim untuk kegiatan pembangunan gedung Perpustakaan dengan nilai anggaran yang besar. Semoga kehadiran gedung tersebut, membuat warna baru untuk generasi mudah Matim, supaya budaya membacanya terus meningkat.
“Tentu masih banyak hal yang kami butuhkan di kabupaten Matim, khusus untuk di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Wilayah kami ini cukup luas, sehingga jangkauan dari sejumlah wilayah kecamatan menuju ibu kabupaten ini, ada yang memakan waktu 3-4 jam. Kondisinya seperti itu, dan kita masih pelan-pelan bangun infrastruktur,” katanya.
Dikatakan, dengan adanya kunjungan seperti ini, tentu pasti ada mimpi dan harapan dari Pemerintah Matim, bahwa kiranya tahun depan masih ada perhatian atau alokasi anggaran dari pemerintah pusat untuk kabupaten Matim. Artinya setelah pembangunan perpustakaan selesai, ada hal-hal yang perlu diisi lagi. Apalagi kondisi keuangan daerah Matim sangat terbatas, sehingga butuh sentuhan biaya atau anggaran dari pemerintah pusat.
Sementara Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan PPN, Joko Santoso, mengatakan sungguh berbahagia bisa hadir di Matim, karena sudah disambut langsung oleh Wabup Matim. Tentu ini menjadi suatu apresiasi yang begitu besar terhadap perhatian pada pengembangan literasi dan budaya baca masyarakat di Matim. Dalam pandangannya, perpustakaan itu dibangun, berangkat dan belajar dari negara-negara maju. Selalu dibangun berdasarkan pada budaya baca, dan literasi yang sangat tinggi.
“Bagaimanapun seseorang atau masyarakat bisa sejahtera, dan bisa produktif karena memiliki pengetahuan yang cukup. Sehingga dalam pandangan ini, budaya baca dan literasi bukanlah tujuan akhir, melainkan suatu tujuan antara atau semacam pintu masuk, agar masyarakat bisa sejahtera dan lebih produktif,” kata Joko.
Dalam hal itu, lanjut Joko, Perpustakaan Nasional dengan dukungan sangat baik dari Direktorat Pendidikan Agama dan Kebudayaan BPN, berupaya meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di daerah. Semata-mata bertujuan, agar masyarakat Matim bisa mengakses pengetahuan yang penting. Sebab sangat berguna dalam meningkatkan produktivitas dan pengetahuan, bahkan keterampilan dan kecakapan.
“Hal yang terus kita perkuat bahwa, tahun depan barangkali ada usulan dari kabupaten Matim untuk desa-desa yang perpustakaan desanya potensial. Supaya kita bantu dengan target masuk dalam program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Termasuk nanti ada program pelatihan bagi tenaga pengelola perpustakaan desa,” tandasnya.